422. Supernatural Rebellion

Viewed : 89 views

Narasi si ular di Taman Eden yang menggoda Hawa, kisah yang sudah begitu familiar di telinga. Bukan hanya bagi mereka yang percaya, namun juga bagi mereka yang menganggap itu hanya sebatas legenda.

Walau ada berbagai penafsiran, namun bisa jadi logo Apple yang unik terilhami peristiwa di Eden. Steve Jobs, pendiri Apple, seorang Buddhist Zen yang taat, bersama Rob Janoff akhirnya melahirkan logo yang ikonik, buah apple yang digigit.

Walau tidak ada indikasi spesifik buah apa di Kejadian 3, namun melihat logo Apple, terbayang apa yang terjadi di Eden yang berhubungan dengan pengetahuan. Lalu, bagaimanakah peristiwa itu dimaknai oleh generasi Z, generasi internet alias i-gen? Bagaimana generasi yang lahir setelah pertengahan 90an memandang kisah itu sebagai sebab-akibat berdarah-darahnya peradaban?

Bagaimanakah pandangan generasi pemabok teknologi secanggih sekelas produk Apple tentang drama di Taman Eden? Bisa-bisa buah apple dan ular hanya dianggap joke dari masa dahulu kala! Candaan untuk menakut-nakuti agar mau ke gereja!

Tidak saja bagi generasi Z, bagi daku dan mungkin juga dikau yang jauh lebih lama makan asam garam dunia, kisah itu bisa-bisa hanya dianggap kelakar belaka ”Masa ular bisa berbicara dengan manusia???”

Apakah mungkin zaman baheula, tatkala dosa belum ada, binatang dapat berkomunikasi dengan manusia? Mungkinkah di Taman Sorga semua makhluk dapat bertegor sapa? Bahkan sampai-sampai cendikiawan berusaha menjelaskan evolusi ular dari berjalan hingga menjalar! Segala usaha dan berbagai kemungkinan skenario diusulkan agar cerita di Eden dapat diterima nalar!

Mengapa binatang ular yang terpilih? Ada apa dengan ular, adakah yang unik sehingga dia terpilih dari sekian banyak jenis hewan melata. Ataukah kisah di Eden tidak ada hubungannya sama sekali dengan zoologi, apalagi dengan kaidah teori evolusi Charles Darwin!

Baik penutur maupun pendengar di zaman purba, makna kisah di Taman Eden dengan tepat dapat mereka duga. Sebaliknya bagi daku, apalagi bagi generasi yang lebih muda! Umumnya Adinda sangka si ular hanyalah salah satu jenis hewan melata.

Bagi budaya bangsa Mesir kuno begitu juga bagi bangsa Mesopotamia, narasi taman dan batu mulia yang gemerlap mengekspresikan kehadiran alam supernatural. Di manuskrip kuno Mesopotamia, ular dan naga itu dilambangkan sebagai kerub penjaga tahta dewa. Jadi, si ular menunjuk kepada makhluk supernatural, penjaga tahta-NYA.

Bagi bangsa Israel kuno, drama Taman Eden dimaknai sebagai terjadinya pemberontakan di alam sana, supernatural rebellion. Narasi Eden tidak lain tidak bukan hendak menyampaikan pesan pemberontakan dari salah satu anggota keluarga-NYA di alam tak kasat mata. Trailer Eden mengisahkan the first supernatural rebellion di alam penciptaan (Yesaya 14:13,14; Yehezkiel 28:14).

“Siapakah manusia sehingga Engkau memikirkannya? Siapakah anak manusia sehingga Engkau memedulikannya? Untuk sesaat, Engkau membuatnya lebih rendah daripada malaikat; Engkau memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. (Iberani 2:6,7 AYT)

Puluhan abad terlewat, penulis kitab Iberani mengutip ulang keheran raja Daud (Mazmur 8:4-8). Ini memperkaya warna dari latarbelakang kisah miris di Taman Eden. Mulanya, manusia tercipta lebih rendah dari si penggoda. Rupa-rupanya, si ular iri dengan rencana-NYA kelak meninggikan manusia.

Apa mau dikata, ini sudah menjadi cerita, daku dan dikau tidak bisa lagi berbuat apa-apa, tinggal diterima begitu saja. Seperti salah satu dari makhluk supernatural, si penggoda (2 Korintus 11: 2-3), begitu juga Adam Hawa, sekan-akan mereka kompak melawan DIA.Taman Sorga telah hilang entah ke mana, si kerub dilemparkan ke bumi (Kejadian 3:14). Kematian menjelma di bawah matahari, sejak itu semua insan akan mati, tidak ada lagi yang abadi. Karena semua akan mati, maka manusia ada di bawah kuasa si kerub yang iri. Tidaklah main-main jika Kristus menjuluki dia sebagai penguasa dunia ini (Yohanes 14:30). (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Renungan Lainnya :

Comments

comments