Menara Babel dibangun di atas fondasi keangkuhan dan glorifikasi pencapaian diri. Sebuah ambisi untuk memopulerkan nama sendiri; obsesi akan self-sufficiency dalam segala aspek kehidupan. Babel berdiri sebagai perlambang tekad kemandirian—suatu pilihan sadar untuk mengatur diri sendiri, lepas dari keterikatan kepada Sang Ilahi. Etemenanki, nama sebuah ziggurat monumental di kota Babilonia, oleh para ahli ditengarai sebagai…
Author: NSM
481. Mencari Nama!
Di Babel-lah untuk pertama kali peradaban mufakat dalam suara bulat—sebuah deklarasi global atas arah kebudayaan. Di kota inilah digaungkan proklamasi hidup, menuju masyarakat beradab yang berpijak pada daya kemampuan sendiri sebagai satu-satunya fondasi kemajuan kebudayaan. Alih-alih memuliakan nama YHWH, peradaban sejak saat itu justru bertekad membesarkan nama bagi diri sendiri (Kejadian 11:4). Eksistensi kemanusiaan dianggap…
480.Pencakar Langit!
Sebuah kota dengan sebuah menara—itulah kota Babel. Menara yang pada masanya menjulang tinggi, seolah mencapai heavens. Kota pun menjadi simbol teknologi dan keberhasilan sebuah peradaban. Di balik berdirinya kota Babel dan menaranya, tersembunyi ambisi keakuan manusia demi pengakuan atas prestasinya. Keangkuhan Babel pun tampil sebagai lambang pencapaian luar biasa manusia. Di mana ada kota dengan…
479. Menggapai Langit!
Siapa yang tak kenal dengan kisah Menara Babel? Sejak di bangku Sekolah Minggu hingga dewasa, drama tentang menara ini tak asing di telinga umat. Bahkan mereka dari kalangan ateis pun mafhum akan cerita yang satu ini. Berbeda dari pandangan umum yang berkisar pada proyek pembangunan fisik menara dan kekacauan bahasa, sejatinya episode Menara Babel adalah…
478. Tempat Perhentian
Peristiwa Perjamuan Kawin Anak Domba (Wahyu 19:9) bagaikan jendela yang terbuka untuk mengintip apa yang ada di balik cakrawala. Rahasia kosmis yang selama ini terbungkus dalam alam gaib. Misteri kehidupan yang tersembunyi dalam keheningan sejarah, kini tersingkap di hadapan kekasih hati-NYA (Kolese 1:26). Keberadaan bukan sekadar menjadi ada. Adinda ada itu sebagai pantulan dari kehendak…
477. Brotowali!
Walau terasa janggal dan seperti tidak masuk akal, bahkan too good to be true, namun bukanlah gegabah jika dikatakan: “Salah satu alasan utama mengapa daku dan dikau ada adalah karena Sang BAPA merindukan jodoh bagi Sang Anak!” Maka terciptalah alam semesta, bumi, dan manusia. Jadilah! Daku dan dikau ada— terdampar dalam dinamika hiruk-pikuk kehidupan abad…
476. Loyalitas!
Silakan anggap narasi ini sebagai legenda semata, atau sekadar rangkaian kebetulan. Namun yang pasti, drama kolosal ini tak tunduk pada aturan logika. Kisahnya berkelok, merajut alam maya dengan dimensi dunia. Bagi jiwa yang terpikat oleh Sang Kekasih, petualangan ini menggiring sukma ke batas yang tak terpikirkan. Sang Putra BAPA akhirnya menemukan jodoh, kekasih hati-NYA! Dalam…
475. Tunangan Ilahi
Senang! Anda menjadi teman perjalanan menuju alam pikir yang tidak biasa. “Sebuah jalan bercabang dua di hutan belantara. Jalan yang ke kanan jarang dilalui!” Petualangan ini akan menempuh jalur yang jarang dijelajahi. Bersiaplah untuk menghadapi berbagai kejutan, karena tidak ada petunjuk yang jelas mengenai apa yang ada di depan. Untuk sementara waktu, lupakan apa yang…
474. Happy Ending
Relasi unik insan dengan Sang Pencipta yang dilukiskan dalam Alkitab, seumpama hubungan cinta sepasang kekasih yang tengah memadu asmara. DIA tanpa ragu mengungkapkan Adinda sebagai tunangan-NYA—tunangan yang dengan iling lan waspada menantikan Sang Kekasih datang menjemputnya (2 Korintus 11:2). Gambaran tentang kewaspadaan dan menjaga diri dengan saksama dilukiskan dengan apik dalam perumpamaan Gadis-gadis yang bijaksana…
473. Perangai!
Di antara berbagai cara Alkitab menggambarkan keunikan relasi Adam-Hawa dan keturunannya dengan Sang Pencipta, istilah tunangan menjadi misteri yang sulit dimengerti. Bagaimana mungkin YHWH memilih untuk mengikatkan diri dengan manusia layaknya kekasih hati! Namun, bukankah hanya melalui ikatan yang sedemikian dalam melibatkan emosi, Adinda sebagai manusia dapat memahami mengapa hati-NYA terluka ketika insan berpaling dari…
472. Utama dan Pertama
Secara keturunan, dapat dikatakan bahwa Allah memulai kembali sebuah babak baru peradaban setelah bencana air bah. Kisah keturunan dari sepasang insan yang terusir dari Taman Eden pun telah berakhir, Adam dan generasi berikutnya telah lenyap dari muka bumi. Berdasarkan tugas yang diemban, boleh juga disebut Adam dan Hawa mengalami kegagalan total dalam menggenapi apa yang…
471. Lupa Waktu
Entahlah, aku pun tidak tahu, mengapa begitu? Mengapa YHWH mau mengikatkan diri-NYA dengan manusia melalui sebuah janji? Apa manfaatnya bagi Sang Kuasa untuk berkomitmen kepada makhluk yang penuh dengan cacat cela? Sudah jelas manusia tidak dapat dipercaya—sebentar mengakui salah, lalu kembali berbuat gegabah. Betul saja! Seiring bertambahnya anak-cucu Adam, bumi pun semakin kelam. Kejahatan merajalela,…