Belajar Memberi

Viewed :

Kehilangan materi dengan nilai kecil akan menjadi bahan pikiran sejenak. Bagaimana dengan kehilangan dalam jumlah yang besar?

Baru-baru ini di Denpasar tepatnya daerah Wangaya, Denpasar Utara mengalami musibah. Daerah ini lebih dikenal dengan Kampung Jawa. Pemukiman padat penduduk yang mengingatkanku dengan daerah Sekeloa, Dipati Ukur Bandung.

35 rumah habis rata oleh si jago merah. Dalam sekejap semuanya hilang. Segala materi raib begitu saja. Penduduk disanak tidak bisa melakukan perlawanan dan hanya pasrah menerima kenyataan yang ada. Hanya pakaian yang di badan mereka tertinggal.

Sedih mendengar berita tentang mereka. Bagaimana dengan mereka yang menjalani. Kalau kata orang Karo “la terturiken”. Tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata.

Aku mengikuti perkembangan mereka. Puji Tuhan, masih banyak warga Denpasar yang memiliki rasa empati. Pihak pemerintah menyediakan kost gratis selama sebulan, bantuan pakaian langsung berdatangan, begitu juga dengan makanan. Posko bantuan juga langsung terbentuk.

Hari Minggu malam kemarin, aku, Ribka, dan Blessa datang membawa roti untuk mereka. Kami disambut dengan sangat hangat. Blessa dengan tanpa rasa takut langsung duduk di tengah mereka.

Tatapan tulus dipancarkan dari mereka. Perlahan kesedihan mereka mulai luntur. Mereka harus kuat melewati peristiwa yang berat ini.

Kami beryukur bisa mendengarkan sebentar cerita mereka. Setidaknya kami menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang masih peduli dengan mereka. Berharap mereka bisa melihat terus ada harapan ke depan untuk selalu berjuang.

Semoga mereka tabah dan menimbulkan semangat baru setiap harinya. Perjuangan yang berat memang.

Pelajaran memberi lainnya kami dapatkan beberapa hari sebelumnya juga. Kami datang ke tempat pembuangan sampah sambil bawa brownies. Penerimanya anak kecil. Ribka sangat senang melihat anak kecil yang langsung gembira menerima dan segera masuk ke gang kecil disitu untuk dibagikan ke yang lainnya.

Ada rasa damai dan kesenangan yang tidak ternilai setelah berbagi. Semoga kami terus belajar dan membudayakan memberi keorang yang membutuhkan. Begitu juga Blessa bisa meneruskan budaya ini. Itulah harapan kami 😊.

Tuhan memberkati.

Denpasar,190623

Ian Bangun, Couplepreneur dengan istri di bidang Bakery dengan brand Memori Cake Bali. Dari jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Unpad dan sekarang jadi tukang roti. Di sela kesibukan baking dan mengurus anak masih sangat senang untuk menulis. Fokus menulis untuk menceritakan kebaikan Tuhan dari setiap proses kehidupan yang dialami.

Photo by Antoni Shkraba 

Renungan Lainnya :

Comments

comments