98. ‘Cinta Duka’

Viewed : 836 views

Allah rindu kepada ku? Betul! Dia kangen kepada buatan tangan-Nya (Ayub 14:15). Ini rindu bukan sekedar angan-angan. Ini kangen berat! Dan ini bukan hanya sementara, tapi ini rindu abadi! Maaf, apakah artinya Allah ada dalam situasi hati yang rindu seperti itu sepanjang masa? Rindu bukan hanya 1 tahun, 1000 tahun, tapi hingga dalam keabadian? Rindu itu sisi lain dari Cinta. Cinta tanpa rindu bersua itu hanyalah fatamorgana.

Sahabat! Cinta Allah kepada dikau itu membuat Dia tidak dapat ‘tenang’. Dari halaman-halaman pertama Alkitab hingga bagian paling belakang, sobat dapat rasakan kegelisahan hati-Nya. Hati-Nya resah. Hati-Nya galau. ‘Di manakah engkau?’ (Kejadian 3:9), keluh-Nya kepada sejoli yang berusaha sembunyi dari Allah yang Maha Melihat!

Ups! Apakah Dia tak melihat dimana mereka bersembunyi?

Maaf! Bicara cinta, itu bicara hati! Acap kali yang dilihat itu menipu! Jangan tertipu dengan apa yang dilihat apalagi yang didengar. ’Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.’ (Matius 15:8). ‘Lain di bibir lain di hati’, kata Bop Tutupoli. Cinta itu ada di hati.

 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. (Maleakhi 3:8)

Wow, Allah dapat terkecoh? Allah terpedaya? Allah dapat dikibuli? Aaahhh, aku kerap kali menipu Dia! Dan itu bukan sekali. Bukan pula dua kali. Akan tetapi itu berkali-kali!

Don’t grieve God. Don’t break His heart.(Efesus 4:30, the Message: Janganlah buat Allah berduka. Janganlah buat hati-Nya terluka. )

Allah berduka? Ya, Dia dapat menderita pilu. Hati-Nya sensitif. Tiap kali Dia kena dusta, Dia duka, hati-Nya terluka. Duka bukan sekali. Bukan pula dua kali. Tetapi duka-Nya berkali-kali. Dan itu mungkin hingga nanti.

’Apa gunanya Aku sabar,                                                                               
Jika ternyata dikau tak mau belajar?                                           
Mengulangi kesalahan,                                                                                       seperti tanpa penyesalan.’ (Candra Malik)

Mujurlah aku, Allah itu pengasih. Dia tetap mencari, walau Dia dikibuli. Dia sabar, walau aku tak belajar-belajar. Seandainya, ada yang belajar. Andaikan, ada yang menyesal. Seumpama, ada yang insaf.

Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. (Lukas 15:10)

Sekiranya ada yang insaf, seluruh sorga bersorak ria. Mengapa? Bisa jadi karena Allah senang. Dia gembira. Dia tak dapat menyembunyikan senyum-Nya. Karena senyum itu, sampai-sampai tak tertahankan gemanya, seluruh malaikat ikut berdendang ria. Ini namanya baru cinta.

Aaahhh! Allah girang. Allah sedih. Kala Dia tertipu! Dia terluka. Allah senyum lebar, kala dikau sadar. Allah dapat merasakan ngilu tapi juga sukacita. Itulah Allahnya Abraham, Ishak, dan Yakub.

Sayang seribu kali sayang! Rasanya kisah sorga, kisah asmara ilahi ini lebih dominan kisah ‘Cinta Duka’! Sobat, bagaimanakah kita merayakan kemeriahan Natal dan akhir tahun ini agar hati-Nya yang terluka tak disiram air cuka? (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi” karya NSM

Image by pixel2013 from Pixabay

Comments

comments