339. Tanda-Tanda Lahiriah

Viewed : 689 views

Dalam ke empat Injil, kata kerajaan Allah (KA) ataupun kerajaan sorga disebutkan lebih dari seratus kali. Sejak nabi kharismatis, Yohanes pembaptis, muncul ke permukaan hingga konten pengajaran-NYA sampai 40 hari setelah kebangkitan, KA terus menjadi inti berita yang disampaikan.

Setelah 40 hari yang begitu berarti, DIA intensif tak henti-henti, meluruskan pengertian para murid, tibalah momen yang mendebarkan. Amanat Agung Kristus (AAK, Matius 28:19,20) dimaklumatkan: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Dengan kata lain, AAK itu adalah perintah untuk menghadirkan KA ke seluruh bumi: datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10).

Tidak heran, jika sejak hari pertama hingga hari terakhir setelah kebangkitan, sekitar 3 tahunan lebih 40 hari, DIA tak henti-henti menjelaskan tentang kerajaan. Karena itulah tujuan kedatangan-NYA, menyampaikan kabar gembira tentang KA: Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43).

Wajar sekali, jika tokoh-tokoh agama, pemuka di bidang rohani, bertanya-tanya. Mereka gelisah tak mengerti, merasa tidak dapat meraba, apalagi melihat KA ada di mana. Ada yang tulus menyadari, ada pula dengan maksud berdebat belaka.

Bukankah layaknya suatu kerajaan, ada tanda-tanda kehadiran yang dapat dipastikan? Panji-panji berkibar, bendera jelas terpampang lebar. Batas-batas wilayah, kehadiran aparatur pemerintah. Itulah layaknya sebagai lambang kehadiraran suatu kekuasaan.

Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! (Lukas 17: 20-21)

Sanggahan Sang Raja membingungkan, bagaimana bisa keberadaan suatu kerajaan tidak disertai tanda-tanda fisik yang kelihatan. Apalagi tidak dapat dipastikan batas-batas wilayah kekuasaan. Kerajaan macam mana yang ingin DIA utarakan?

Alim ulama, mereka yang terkemuka kedudukan, penjaga kemurnian tradisi Musa-lah yang merasa paling ditantang. Bagi mereka, tanda fisik semacam sunat adalah bukti tak terbantahkan sebagai lambang bangsa pilihan.

Bukankah setiap keyakinan, penganutnya dapat dilihat dari tanda-tanda melekat yang dikenakan? Bagi umat Yahudi tanda sunat dan Bait Allah bagai spanduk menunjukkan siapa mereka. Begitu juga dengan keyakinan lain. Entah akan dicirikan dengan bangunan tempat ibadah ataukah ritual dalam menyembah.

Tidaklah berlebihan, jika dikatakan semua agama ada tanda-tanda lahiriah yang kelihatan. Dikau dapat segera mengelompokkan seseorang sebagai panganut yang mana hanya dari apa yang dapat ditangkap panca indera. Tambahan pula, apa yang diucapkan acapkali dapat ditebak asal denominasi atau persekutuan yang bersangkutan.

Di saat yang bersamaan dengan kebingungan kaum elite rohani, kehadiran KA tanpa tanda-tanda lahiriah bagi umat kebanyakan, itu sebagai berita melegakan. Jika kehadiran kerajaan agama memisah-misahkan, justru KA menyatukan karena dapat hadir di semua lapisan. KA tidak menjadi milik eksklusif satu golongan.

Apakah ini bermakna bahwa KA dapat hadir di semua jenis ritual keyakinan? Yang pada gilirannya, untuk menjadi bagian KA tidak berarti harus pindah agama. Pantas saja, kaum tokoh agama berang tiada terkira. Sebagai penjaga kemurnian doktrin agama, pengajaran KA menjadi musuh utama!

Andaikata, AAK terlepas dari KA, dapat diduga. Cepat atau pun perlahan-lahan, ritual, organisasi/ lembaga, dan wilayah agamalah yang meluas ke mana-mana. Tanda-tanda fisik kehadiran keyakinan dengan mudah terendus panca indera. Simbol-simbol fisik menjulang tinggi di seluruh negeri.

Aaahhh..!. Untuk mengendus KA atau kerajaan agama yang meluas dikau tidak harus ahli sejarah. Cukup simak apa yang bertambah. Tempat ibadah, lembaga kerohanian, tanda-tanda lahiriah, ataukah..? Dengarkan kalbu, dikau akan tahu dengan mudah! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments