326. Sistem Nilai

Viewed : 603 views

Setiap agama ada worldview, cara pandang arti kebermaknaan akan kehidupan. Begitu juga dengan setiap keyakinan. Secara keseluruhan cara pandang itu merajut corak ekspresi setiap penganutnya.

Pemeluknya dengan sendirinya memantulkan cara pandang ini dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, itu terlihat bagaimana umat menjalani keyakinan dalam kehidupan nyata. Bagaimana umat baik pribadi maupun secara bersama memperlakukan sesama. Diantara sesama yang sekeyakinan ataupun yang berlainan agama.

Worldview akhirnya memunculkan sistem nilai dalam kehidupan pemeluknya. Apa yang utama, mana yang nomor dua. Yang itu di atas segala-galanya, yang ini tidak berharga. Sistem nilai mengurutkan aktifitas keseharian dalam sekala prioritas. Kegiatan yang berkelas, teratas, hingga yang dianggap tidak berkualitas.

Karenanya pemimpin agama itu bertanya kepada-Nya [Yesus], “Mengapa murid-murid-Mu tidak menaati adat istiadat kita yang sudah turun-temurun? (Markus 7:5 FAYH)

Sistem nilai agama, kebiasaan lama di atas segala-galanya. Tatkala melihat sesama, perhatian tertuju sejauhmana umat menaati norma-norma yang ada. Ketundukan kepada apa yang dianggap utama, itu sebagai ekspresi tingkat takwa.

Bahkan Sang Juru Selamat pun tidak luput, jika dirasa tidak nurut tetap harus dituntut! Karena bagi golongan elite agama, ketaatan kepada dogma dipegang teguh walau harus kehilangan nyawa. Adat kebiasaan dipegang erat-erat, tradisi yang sudah melekat. Jangan coba-coba dikau meralat, sekelas Mesias pun bisa dibuatnya tamat.

“Jadi, apabila kalian sedang berdiri di hadapan mezbah Bait Allah untuk mempersembahkan kurban kepada Allah, dan tiba-tiba teringat bahwa ada seorang teman yang merasa sakit hati terhadap kalian, tinggalkanlah kurban itu di sisi mezbah dan pergilah minta maaf kepadanya dan berbaik lagi dengan dia. Setelah itu barulah kembali untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. (Matius 5:23-24 FAYH)

Berbeda dengan sistem nilai Sang Raja. Hubungan dengan sesama di atas segala-galanya. Berada di hadapan Tahta Suci pun tidak ada arti dibandingkan dengan utamanya nilai rekonsiliasi. Baikan dengan sesama menjadi inti sari, inti pati ajaran Sang Ilahi. Menjalin talisilaturahmi, lebih utama dari pada sibuk dalam kegiatan rohani.

Nilai keagamaan menekankan ritual, ketaatan kepada perkara-perkara doktrinal. Tinggalkan jam kerja, tak peduli sedang apa, karena saat ibadah sudah tiba. DIA memandang berbeda. Rela tidak ikut PA asal ada waktu tegor sapa dengan saudara yang baru datang dari luar kota.

Sebagian menekankan perpuluhan, DIA lebih gandrung melihat sanubari. Karena sistem nilai keluar dari niat hati. Motivasi yang menggerakkan mengapa melakukan yang itu dan bukan yang ini.

Jadi jangan heran, jika dikau berasal dari kelompok persekutuan. Bila berjumpa kawan lama, yang ditanya: ’Masihkah ikut PA (Pemahaman Alkitab)?’ Kalau tidak giat sebagai panitia di gereja, dianggap kurang takwa. Ekspresi iman dilihat dari performa, tampilan yang dapat dilihat dengan mata.

Sitem nilai Kerajaan Allah tidak sama, harap jangan salah duga! Janganlah dulu geleng-geleng kepala! Ini pandangan yang tidak biasa, cara melihat dari surga bukan berasal dari dunia.

Tulus ikut merayakan ritual Rabu abu, jika itu akan menyenangkan hati ibu. Sedia membatalkan ibadah rumah tangga kalau itu menggangu tetangga. Rela tidak pelesiran, demi dapat bertegor sapa dengan teman yang merayakan lebaran. Walau beda keyakinan, itu tidak memisahkan.

Cara pandang ini menyegarkan, cocok dengan semua rupa keadaan. Senang ikut segala macam ritual kebaktian, agar talisilaturahmi bertahan. Kerajaan-NYA hadir membawa damai sejahtera, kala konflik antar agama semakin menggila.

Sistem nilai KA menjadi satu-satunya harapan. Nilai yang dapat merekat berbagai denominasi dalam kebersamaan. Bahkan penganut dari berbagai agama pun dapat bergandengantangan mengenal Sang Raja. Karena DIA bukan eksklusif milik orang percaya saja! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Renungan Lainnya :

Comments

comments