260. A Deep Freedom

Viewed : 481 views

Perkara ini belum pernah terjadi dalam sejarah ilmu pengetahuan. Vaksin virus si Corona telah tersedia hanya dalam hitungan bulan. Di tanah air, suntikan vaksin perdana kepada bapak presiden telah dilakukan. Itu tanda dimulainya vaksinisasi besar-besaran.

Manusia memang hebat, dapat bertahan dari serangan virus yang begitu cepat. Namun, tidak dapat dielak, serentak semua sisi kehidupan telah diralat. Perubahan di seluruh aspek kehidupan tidak dapat lagi ditolak. Ini bukan masa untuk bertindak nekad, jika ingin tidak segera tamat. Semua dibabat, termasuk juga cara beribadat umat.

Jema’at seakan-akan ditawan, bahkan ibadah mingguan pun dilakukan dari tempat kediaman. Ini era yang belum pernah terjadi dalam peradaban. Ibadah di hari yang begitu dikeramatkan, itu dapat dilakukan sambil menyantap hidangan. Tidak perlu lagi berdandan berlebihan, bahkan pakai sarung pun tidak ada yang memperdulikan.

Saat-saat ibadah yang biasanya begitu khusyuk ikuti ritual, sekarang jema’at dapat angkat kaki sambil memeluk bantal. Kala setiap gerak dari anggota badan diatur rapi sesuai urutan, masa ini daku dan dikau dapat ikut kebaktian sambil mengelus-elus peliharaan. Bahkan yang tadinya setiap ucapan tunduk kepada liturgos yang berdiri di depan, kini daku dan dikau dibebaskan karena sejatinya tidak ada lagi yang memperhatikan.

Sudah hampir 1 tahun ini jema’at dalam tataran global dipaksa untuk merasakan suasana ibadah tidak ikuti aturan. Ini era baru bagi umat percaya untuk menunaikan kewajiban mingguan. Fajar baru dalam menyembah Tuhan. Tidak ada lagi perbedaan antara suasana waktu makan dan suasana dalam kebaktian. Karena DIA memperhatikan yang di dalam, bukan yang kelihatan.

Maka Tuhan berfirman, “Bangsa ini mengatakan bahwa mereka milik-Ku, padahal hati mereka jauh dari Aku dan mereka tidak menaati Aku. Ibadah mereka hanya merupakan kata-kata yang dihafalkan tanpa dimengerti, yaitu ajaran manusia semata-mata. (Yesaya 29:13 FAYH)

DIA lebih tertarik kepada hati, dari pada ibadah tak bercela karena sudah sesuai dengan liturgi. Kemegahan ibadah tidak lagi karena peragaan puja puji, akan tetapi apa yang terkandung di sanubari. Doa ahli Taurat yang aduhai DIA tidak terpikat, namun DIA bak salah tingkah dengan ucapan tidak jelas pemungut cukai sang musuh rakyat.

Sebab, mulut mereka menyatakan kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang tidak jujur. (Yehezkiel 33:31)

Mulut manis mengucapkan kata-kata berkat, namun di dalam diam-diam melaknat. Sanjungan cepat sekali terdengar, siapa duga hati begitu licik bak ular. Terlihat begitu rohaniawan, siapa nyana ternyata mata duitan. Terkelabui oleh kata-kata, karena di hati tidak selalu sama dengan apa yang dilihat mata.

Ibadah itu jauh lebih dari sekadar apa yang terlihat. Ini juga bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan soal waktu dan tempat. Bukan pula sebatas hanya mengikuti aturan-aturan. Tidak juga melulu sesuai ritual hasil rekaan. Ini a new horizon, ibadah yang menyangkut seluruh kehidupan.

So, sila beribadah di rumah, tidak ada larangan itu juga dilakukan sambil ramah tamah. Teruskan kebiasaan hari Minggu sebagai hari khusus, karena setiap jam juga di hadapan-Nya itu kudus. Jauhkan guilty feeling tidak beribadah lagi di gereja, karena di mana pun adalah tempat untuk mengekspresikan ibadah sesungguhnya.

A deep freedom! Kebebasan yang begitu dalam, tetapi sekaligus juga bergantung kepada alam. Satu-satunya iman yang tidak terikat kepada tempat, namun bersamaan dengan itu tidak dapat terlepas dari memerlukan lokasi pertemuan. Tidak memerlukan aturan ritual ibadah, akan tetapi segala sesuatu senantiasa berlangsung ramah.

Bebas semerdeka-merdekanya, untuk dapat leluasa menjadi budak sesama. Luwes ikut tarian tetangga yang berbeda denominasi gereja, bahkan juga yang berlainan agama. Inilah macam kebebasan agar dapat terikat di mana-mana. Sila dipertimbangkan! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi” dan “Divine Love Story” karya NSM

Photo by Guillaume de Germain on Unsplash

Comments

comments