251. ‘Ini Tidak Biasa!’

Viewed : 337 views

Si Corona itu layaknya seperti angin puting beliung. Menyapuh bersih perkara-perkara yang gampang puntung. Sebelumnya tidak ada yang menduga. Kebiasaan ibadah di gedung gereja seolah-olah akan bertahan selama-lamanya. Ternyata dalam sekali hembus semua sirna. Gedung mewah yang begitu besar menelan biaya. Lambang kejayaan denominasi yang tiada tara. Sekarang terbengkalai percuma.

Kelompok elite rohani dibuatnya linglung. Tidak terkecuali jema’at biasa hingga pekerja gereja semua juga jadi bingung. Ritual ibadah yang dipelihara dari generasi ke genarasi. Termasuk perayaan khusus hari-hari suci. Itu semua sudah berubah sama sekali. Bahkan hingga tidak dikenal lagi.

Setelah berbulan-bulan si virus memporakporandakan kebiasaan ritual. Jema’at mulai menyadari mana hal-hal yang temporal. Selama ini umat berhasil diyakinkan bahwa itu esensial. Eee, tak tahunya itu sekelas aspal. Terkuaklah kualitas yang abal-abal. Bisa jadi selama ini, janji-janji berkat sudah begitu gencar diobral. Berkah bila umat melakukan hal-hal yang dianggap bersifat kekal. Moga itu tidak terbukti hanya sekadar rayuan gombal.

Ini bukan hendak berbual. Akan tetapi wabah telah memungkinkan jema’at memakai akal. Karena ada kesan pemali gunakan nalar dalam hal-hal spiritual. Sekarang dengan sendirinya jama’ah dapat menduga mana yang vital. Karena begitu nyata perkara-perkara yang fundamental. Perihal nilai-nilai yang ada di Buku Manual.

Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yohanes 14:23)

“Jesus replied, ‘Anyone who loves me, he will obey my teaching. My Father will love him, and We will come to him and make our home with him.” (NIV)

Gagasan Sang Pencipta tengah mencari tempat kediaman. Pemikiran Sang Kuasa bak tunawisma yang tidak ada tempat untuk meletakkan kepala. Pendapat tentang Allah yang sedemikiannya. Sungguh-sungguh ini ide di luar kewajaran. Rasa-rasanya hal semacam ini tidak sesuai dengan yang selama ini dikhotbahkan.

Bagaimana mungkin umat dapat memahami hal-hal yang tidak biasa. Rahasia yang tersembunyi sejak belum ada yang tercipta. Misteri hati DIA yang rindu mencari tempat untuk berleha-leha. Tempat henti yang DIA cari sejak purba. Bukankah hal ini paling misterius dalam kehidupan umat beragama? Allah mengungkapkan DIA sebagai Sang Tunawisma!

Pandemi ternyata mujarab membuat mata hati jema’at terbuka. Yang selama ini rahasia itu terasa gelap gulita mendadak menjadi nyata. Misteri dari segala abad tiba-tiba menjelma di depan mata. Dikau tercengang! Daku bengong. Kaum cerdik pandai pun geleng-geleng. Tak percaya! Akan tetapi itu nyata. Kebenaran yang akan membuat hidup semua umat kembali bermakna.

Gagasan ini tidak biasa!

Allah memburu hati manusia. Bukan bangunan dari besi baja. DIA rindu serumah dengan Adinda. Bukan rumah dari kayu yang DIA suka. Misteri ini di luar akal budi. Bak sepanjang abad DIA bermimpi-mimpi. Hal-hal itu yang dikejar dari purba hingga kini bahkan sampai nanti. DIA mengkhayal tak henti-henti. ‘Kapankah AKU dapat sekediaman dengan kekasih hati?’

Pengertian ini tidak biasa!

Sebegitukah kerinduan Sang Ilahi? Hanya itukah yang ada di hati? Tidakkah ada yang lainnya lagi? DIA kesengsem setengah mati. Rindu berat duduk santai sambil menghirup secangkir kopi. Semua menjadi momen-momen yang indah. Tidak ada lagi yang terasa susah. Bukankah kau dapat lihat itu terpancar di wajah?

Begitulah kalau sudah bersama si jantung hati. Jika afeksi telah membakar sanubari. Berpisah sedetik pun terasa sakit sekali. Dan kemesraan ini DIA rindu bertahan hingga di balik dunia orang mati. Bahkan itu akan terus berlangsung sampai selama-lamanya tidak henti-henti. Romantika Ilahi ini tidak akan lekang hingga abadi.

Pendapat ini tidak biasa!

Itulah cita-cita-NYA sejak kekekalan. Sejak sebelum ada yang diciptakan. Allah demen berlama-lama dengan daku dan Anda sekalian. DIA gembira daku dan dikau ada di pelukan. Hati-NYA bak deg-degan. Jantung berdebar gak karuan. Kala DIA menunggu momen-momen yang demikian. Betapa lama saat-saat itu DIA nanti-nantikan.

Sudah dirancang sejak permulaan. DIA hendak habiskan saat-saat romantis itu di sepanjang kekekalan. Tidak sedetik pun momen indah itu akan disia-siakan. Bak sejoli yang tengah mabuk percintaan. Terasa keabadian pun tidak cukup lama untuk dapat ungkapkan. Selama-lamanya pun kurang waktu untuk dapat menyingkapkan gairah cinta yang terdalam. Untuk mengenal Sang Tunawisma dibutuhkan keabadian.

Pemahaman ini tidak biasa!

Ini era wabah yang tidak biasa. Perioda luar biasa. Berharap itu tidak akan berlalu begitu saja. Moga kehidupan beriman akan bergairah kembali. Itu tidak akan sama lagi. Pemahaman yang lama-lama biarkanlah pergi.

Sejatinya! DIA tidak bisa terlepas lagi dengan manusia. Terasa sepi kalau saja gak ada Anda. Sang Pencipta berkenan tinggal dalam hidup Adinda. DIA betah berlama-lama bersama Adinda. Mengapa dikau tidak merasa? Dan Daku cepat nian bosan bercengkrama dengan DIA. Walau itu hanya seketika saja. Celaka! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi” dan “Divine Love Story” karya NSM

Image by S. Hermann & F. Richter from Pixabay

Renungan Lainnya :

Comments

comments