Shadow of the reality, bayangan dari apa yang akan terjadi. Apa yang dialami sekarang ini akankah seperti itu nanti? Lika liku hidup sekarang, bak pantulan gema, apa yang kelak dialami. Dunia yang akan datang terlihat samar-samar kini. Kisah taman Eden itu riwayat setiap insani. Sebagaimana Adam dan Hawa alami begitu jugalah setiap insan akan lalui. Di Eden begitu. Sekarangpun seperti itu.
Ups! Mungkinkah kehidupan ini metafora dari kisah sesungguhnya yang tersembunyi di balik awan? Cerita yang tertulis di dedaunan. Rumput bergoyang ditiup anginpun berkisah tentang misteri di balik kabut kelam (Yohanes 3: 8). Rahasia yang tertutup dari keturunan ke keturunan. Dari abad ke abad terabaikan. Begitu juga bagi cendikiawan. Apalagi bagi kaum elite rohaniawan. Tetapi terang bagi kaum awam, orang kebanyakan.
Narasi di Eden tersimpan sebuah misteri. A profound mystery, rahasia dari segala rahasia. Teka teki besar di balik penciptaan. Misteri kehidupan. Maksud dan tujuan keberadaan setiap insan. Dikau direncanakan tidak asal-asalan. Secara rinci diperhitungkan. Untuk kisah yang bila dikatakan. Jika dijelaskan. Diceritakan. Terlebih lagi kalau itu didongengkan. Semua geleng-gelang. Tak percaya apa yang didengar.
Tetapi, betapa sedikitnya orang yang percaya! Siapa yang mau mendengar? Kepada siapakah Tuhan menyatakan kuasa-Nya? (Yesaya 53:1, versi FAYH)
The Message:
Who believes what we’ve heard and seen? Who would have thought GOD’s saving power would look like this? (terjemahan bebas dan paraphrasing: Siapakah yang percaya? Apa yang telah kami dengar. Apa yang telah kami lihat. Masihkah ada yang mau berpikir? Masih adakah yang berhikmat? Memahami rahasia yang begitu sederhana!)
Siapakah yang mau percaya? Ataukah yang sedia rehat sejenak untuk mendengar? Membaca dokumen rahasia yang termaterai sejak dulu kala. Sekaliber malaikatpun tak tahu apa-apa (1 Petrus 1:12). Naskah kuno tentang kisah asmara. Divine’s love affair sejak purbakala.
Dalam kisah itu, dikau bukanlah pemain figuran. Tidak juga pemeran cadangan. Apalagi hanya dianggap jika dibutuhkan. Bukan! Dikau itu tokoh utama. Tanpa dikau maka adegan tak bisa dimainkan. Cerita akan terhenti tak karuan. Kehadiranmu begitu didamba-dambakan. Itu bak Adam kesepian. Menanti Hawa yang diimpikan.
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dari tulang rusuk itu dijadikan-Nya seorang perempuan dan dibawa-Nya kepada manusia itu.(Kejadian 2:21,22)
Wow wow wow. Hawa bagian dari Adam. Tak terpisahkan. Melekat jadi satu kesatuan. Tersembunyi rapat di dalam. Dalam tubuhnya. Si dia tersimpan sebagai tulang rusuk. Tak terlihat bukan berarti tidak ada. Hawa sama dengan Adam tapi berbeda. Adam dan Hawa, sama tapi berbeda! Si dia ada dalam sang pria! Si istri tersembunyi dalam dada suami!
Hawa adalah bagian tubuh Adam. Tidak seperti Adam, dia dibentuk bukan dari debu tanah. Hawa ada karena dikeluarkan dari Adam. Entah bagaimana terjadinya, bisa jadi Adam terluka ketika tulung rusuk diambil. Ada yang terambil sehingga terwujud si dia.
Adam yang pertama dibuat dari tanah dan berasal dari dunia. Adam yang kedua berasal dari surga. (1 Korintus 15: 47, versi BSD)
Ups! Adam yang pertama itu bayangan Kristus sebagai Adam yang ke dua! Debu tanah cerminan apa yang ada di balik awan. Apa yang terlihat. Itu gema yang tak kasat mata. Yang dapat dikau rasakan. Itu pantulan dari dunia sana. Semuanya gambaran romantika yang akan datang. Love affair ini tak berakhir hingga daku dan dikau kembali ke debu tanah. Itu berlanjut di balik kabut kelam hingga selama-lamanya.
Masya Allah! Apakah itu merujuk kepada realita bahwa daku dan dikau bukan berasal dari dunia? Hei dikau! Iya, kau yang lagi membaca artikel ini. Dunia ini tidaklah akhir dari segala-galanya. Sebaliknya! Itu permualaan perjalanan hingga ke dalam kekekalan hingga di ujung sana. Ujung perjumpaan seperti Adam dan Hawa.
Ooo, alangkah sukacitanya! Sebagaimana Hawa tempat sejatinya ada di dalam Adam. Dia bermula dan kembali ke Adam. Sama tapi berbeda. Mungkinkah, hidup sejati hanya ada dalam Kristus, Adam ke 2. Layaknya Adam gembira tak terkira. Begitukah suasana di sana kala aku dan dikau kembali ke tempat asal?
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Lukas 15:10)
Aaahhh. Selama hayat di kandung badan. Masih ada waktu untuk kembali pulang. Selamat jalan. Semoga sampai ke tempat asal. Hati-hati banyak godaan di sepanjang tikungan. Masihkah ada yg berpikir? Masihkah ada yang rela rehat untuk mendengarkan? Ingat! Dunia bukan tujuan. (nsm)
![]() |
NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.
Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi” karya NSM |
Image by Veton Ethemi from Pixabay



