123. ’Ikatan Cinta’

Viewed : 1,798 views

Taman Eden taman sorga, taman manusia pertama. Kayangan di dunia nyata, yang serupa khalayan tapi ternyata itu fakta. Kisah cinta Adam Hawa, itu tertulis di Alkitab di halaman² pertama. Sejak mula, sejak purbakala, tempat manusia itu di taman Nirwana. Ini bukan legenda, ini kisah sebenarnya. Bukan pula dongeng isapan jempol di siang bolong. Ini kisah tidak hanya sebatas konsumsi bagi murid Sekolah Minggu. Sejatinya, nasib, sejarah, dan peradaban manusia bermula dari sana.

Manusia sejak awal dimaksudkan berdomisili dan berkarya di taman ini. Cakapkah dikau membayangkan kehidupan keluarga pertama? Ketika dikau tak akan pernah dengar Adam berkeluh: ‘aku capek,’ dalam bekerja apalagi takut di-phk. Di era etos kerja dengan segenap hati bukan karena diawasi (Kol 3:23). Semasa bekerja itu aktualisasi diri karena tiada khawatir akan esok di dapur tak ada nasi (Mat 6:25,26). Selagi bekerja itu perwujudan daya kreasi dari Sang Pencipta, tatkala belum dikenal weekend hari henti (Yoh 5:17).

Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. (Kej 2:23)

Itu pandangan perdana, terpikat di hari pertama. Cetusan sepontan sebagaimana cinta datang tak terduga. Datang dari mata turun ke hati, sehidup semati. Dengar bisikan Adam: “Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku,” (Kid 5:16). Sila terka, pasti perasaan Hawa terbang ke-mana2! Wow, ini bukan rayuan gombal, ini jeritan hati Adam. Oops, tenang! Dengar pengakuannya: “Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata,” (Kid 4:9). Dalam The Message, itu diterjemahkan: You’ve captured my heart, dear friend. You looked at me, and I fell in love. One look my way and I was hopelessly in love! (terjemahan bebas: Hati ini telah dikau genggam, kekasihku. Pandanganmu, habislah aku! Lirikanmu, sempurnan aku hangus dalam api asmara.)

Ikatan cinta dua insan yang tak terkatakan. Berpadu satu tak terpisahkan. Dua hati dua jiwa bertemu, dalam ikatan cinta itu jadi satu. Walau Adam Hawa tak sama, namun cinta menyatu menyekutu. Kendatipun mereka berbeda, akan tetapi mereka serasa, sejiwa, dan sehati dalam keadaannya yang hakiki. Hawa belahan jiwa Adam dalam arti sebenarnya. Ooo, dua insan saling mencinta di taman yang ceria. Betapa indahnya hidup ini jika ditaburi dengan kasih. Itu kerinduan-NYA sejak dahulu. Itu rencana-NYA dari semula. Untuk itu dikau tercipta, agar dikau mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Imamat 19:18; Mat 22:39). Itu tujuan-NYA dari awal, sekarang, dan tak kan berubah hingga kekal.

Aaahhh, mungkinkah itu akan kembali, seperti di sorga demikian pula di bumi (Mat 6:10)? Ketika beda agama dapat saling mengasihi seperti diri sendiri. Bila tetangga saling tegur saling sapa. Sewaktu anggota keluarga duduk ber-sama² dengan rukun sambil saling memberkati (Maz 133:1). Kala ‘anak hilang’ muncul kembali di dekapan bapa (Luk 15:20). Saat dikau merangkul yang membenci. Selagi dikau dengan rendah hati mampu berkata: “Maafkan aku, aku yang dungu.”

Aaahhh, itu terasa suasana di taman sorgawi. Mungkinkah ini hanya mimpi? Itu dreams come true, karena untuk itu dikau tercipta, agar kayangan terwujud dalam dunia nyata. Semua makhluk merindukan ke hadiran-mu karena semua agama merindukan sorga! Semoga, nirwana hadir dimanapun dikau berada karena untuk itulah dikau tercipta. Insya ALLAH, sorga akan hadir di-mana². (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.

Comments

comments