367. Puzzle Games

Viewed : 377 views

Trailer adegan di Taman Sorga merupakan drama pendahulu yang akan menjadi awal kisah peradaban umat manusia. Narasi pembuka sebagai dasar kisah segmen-segmen acting berikutnya. Kisah kehidupan anak manusia tidak lagi dapat luput dari episode kejadian di Taman Sorga.

Harap maklum! Trailer itu ditulis ribuan tahun setelah peristiwa. Yang pasti, narasi serial itu bukanlah dokumen tertulis beberapa saat setelah kejadian. Ini jauh dari suasana live report dari seorang reporter. Atau pun bak reportase investigasi dari seorang wartawan. Bukan!

Jadi dapat diterima, jika kisahnya mengabaikan beberapa detail latar belakang identitas para pelakunya. Apa lagi seakan-akan tidak mengikuti kaidah ilmu pengetahuan modern. Atau pun adegan dan narasi terasa janggal dengan kuping dikau yang hidup di abad ke 21.

Ataukah cuplikan adengan itu hendak menyampaikan kabar tentang musibah? Malapetaka yang merasuk jauh ke dalam sejarah, asal muasal mengapa peradaban penuh dengan kisah yang berdarah-darah. Dan prilaku ini menjalar dari masa pra sejarah, zaman batu, serta menjadi-jadi hingga di era digital, menular dari generasi ke generasi bak wabah.

So, dapatlah dikatakan, cuplikan lakon di Taman itu ibarat prolog dari drama kolosal peradaban manusia. Narasi pengantar kisah kehidupan manusia selanjutnya. Sebagaimana dengan prolog umumnya, adegan pembuka itu saling kait mengkait dengan bab-bab berikutnya.

Oops! Mungkinkah adegan di Taman itu bukanlah kisah pembuka? Adakah adegan-adegan lain yang lebih mendahuluinya? Adegan-adegan tersebut ibarat potongan-potongan gambar dalam permainan Puzzle Games, semakin banyak potongan diletakkan di tempatnya semakin jelas gambar besarnya.

Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! (Ayub 38: 4)

Siapapun yang telah membaca kitab Ayub atau pun mendengarkan kisah pilunya, seorang konglemerat pada eranya, hati pasti kacau balau. Ribuan pertanyaan tak terjawab membuat kalbu galau. Tak tahu alasan, tak paham kesalahan, mengapa orang baik-baik harus menjadi pesakitan (Ayub 1:1).

Maaf, sementara abaikan penderitaan Ayub!

Di manakah Ayub saat-saat Sang Pencipta tengah bekerja keras mendesain fondasi bumi? Hukum-hukum alam sedang dirajut sehingga bumi pun dapat mengambang di jagad raya! Adakah makhluk diberi kehormatan untuk menyaksikan ini semua!

Ada!

pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? (Ayub 38:7)

Tentu Ayub belum lahir kala Sang Kuasa tengah mengotak atik alam semesta. Namun, di luar apa yang daku mengerti selama ini, ternyata bintang-bintang fajar dan anak-anak Allah bersama-sama bersorak sorai menyaksikan keajaiban penciptaan bumi!

Bintang sebagai perlambang di era itu langsunglah dimengerti sebagai makhluk supranatural. Lalu, bagaimana dengan anak-anak Allah? Tentu sudahlah pasti, ini bukanlah istilah yang ditujukan kepada daku dan dikau atau pun umat percaya. Bukankah Adam dan Hawa belum ada?

Kalau demikian adanya, jauh sebelum ada manusia, mungkinkah Sang Pencipta sudah memiliki keluarga? Bukankah istilah anak-anak dimengerti dalam konteks relasi dalam satu keluarga? Bintang fajar dan anak-anak itu merupakan bagian dari keluarga-NYA di alam sana.

Jika begitu, bisa jadi si ular merupakan anggota atau pun bagian dari keluarga-NYA di alam supranatural. Jika kepingan adegan ini diletakan di tempatnya maka jelaslah mengapa Hawa merasa aman-aman saja ketika berbicara dengan si ular, rupa-rupanya mereka berasal dari satu keluarga. Juga jadi terang benderang, mengapa si ular ada di Taman sorga. Begitukah?

Ini temuan potongan adegan yang membuka lebar pemahaman trailer di Taman Sorga. Siapa sangka? Justru dalam drama Ayub yang menyayat hati, terdapat potongan lakon yang begitu berarti. Mungkinkah dalam setiap derita, celaka, dan petaka yang dialami Adinda tersembunyi potongan adegan kunci pembuka rahasia Sang ADA? (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments