392. Realm of Dead

Viewed : 191 views

Peradaban bermula dari adegan di Taman Eden, itu menjadi cikal bakal sejarah modern. Taman Sorga di bumi menjadi saksi pertemuan antar dimensi. Alam insani, dunia fisik yang kasat mata, dapat dideteksi dengan panca indra, bertegor sapa dengan alam adikodrati, dunia tak kasat mata, alam metafisika.

Dari adegan tegor sapa antara si ular (Kejadian 3:1-5) dan Sang Pencipta (Kejadian 3:8-10) dengan Hawa, dapatlah dikatakan bahwa ke dua alam tumpang tindih di Taman Sorga. Atau bahasa lainnya, Taman itu adalah lokasi intersection alam gaib dan dunia nyata. Ataukah alam supranatural, entah bagaimana, memasuki dimensi ruang-waktu?

Bagaimana pun kemungkinannya, manusia menjadi titik kunci, lokasi pertemuan makhluk antar dimensi. Seakan-akan alam dunia bersatu dengan alam maya di dalam diri si manusia. Dan ke dua insan tinggal di Taman Sorga.

Pelan namun pasti, narasi Alkitab membuka tabir selembar demi selembar. Bak puzlle games, kepingan demi kepingan terbuka lebar membentuk gambar besar. Entah bagaimana, namun rasa-rasanya cukup aman, jika dikatakan DIA memilih Taman Eden sebagai domisili-NYA di alam yang berlaku hukum fisika.

DIA menyatakan kehadiran-NYA melalui pembawa citra ilahi, God’s imager. DIA senang dipanggil sebagai Sang BAPA (Yesaya 9:6, Roma 8:15). Bersama anak-anak Allah dari dimensi lain (Ayub 38:7), yang merupakan bagian dari rencana besar, membentuk keluarga-NYA di muka bumi.

Bukanlah kebetulan, narasi peradaban dimulai dengan keluarga, kisah sepasang suami istri! Di Eden-lah bermula keluarga itu yang terdiri dari makhluk supranatural dan yang normal. Model keluarga di Eden inilah yang DIA inginkan akhirnya meliputi seluruh muka bumi agar kebaikan-NYA dialami, kehadiran-NYA dirasakan, dan insan dapat mengenal DIA (Habakuk 2:14).

Anak-anak dari dunia nyata bersaudara dengan anak-anak dari dunia sana, dan itu terwujud di Taman Sorga. Alam sorga dan alam dunia saling terjalin bersatu tak terpisahkan. Ke dua kosmos saling mempengaruhi, apa yang terjadi di alam sana akan terasa juga di alam sini.

Sebagaimana umumnya kerinduan orangtua, Sang BAPA berkehendak sejak dari semula agar di mana DIA berada begitu juga di situ anak-anak-NYA ada (Yohanes 17: 24). Namun, sejarah berkata lain. A lone rebellion, dari alam sana menggoda Hawa. Kisahnya selanjutnya, ya berlinangan air mata.

Sejak trailer di Taman Sorga, dunia orang mati, the Realm of Dead (Kejadian 2:16,17), muncul dalam ciptaan-NYA! Pil pahit yang harus ditelan makhluk hidup di bumi, semua manusia akan mati! Dari baka menjadi makhluk fana. Semua yang terlihat menjadi sementara. Dan perkara ini tidak akan pernah selesai-selesai hingga bumi tidak ada lagi.

Bagaimana dengan nasib si ular?

Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.” (Mazmur 82:7) Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti orang yang mati terbunuh di tengah lautan. (Yehezkiel 28:8, lihat juga ayat 17).

Si ular dilemparkan ke perut bumi, kelak dia dinobatkan sebagai penguasa underworld, alam kegelapan di bawah sana! Nasibnya, sama dengan manusia. Si ular juga akan mati, sebagaimana manusia, dan dia dilemparkan ke Sheol (Yesaya 14:11 ESV). Lengkaplah sudah! Realm of dead berimbas ke dua alam, dunia nyata dan alam maya.

Apa yang terjadi di alam sini juga akan berakibat di alam sana. Tindakan sejengkal dapat berakibat fatal, bahkan menyentuh hingga dimensi kekal. Setiap keputusan di alam fana, mempengaruhi perjalanan Adinda di alam baka. Peristiwa Eden berakibat permanen!

Dahulu prinsip di Taman Eden seperti itu, di era modern prinsip itupun juga masih berlaku. Apa yang Puan dan Tuan putuskan di dunia, berakibat hingga di alam sana! Hidup ini bukanlah sandiwara, setiap tindakan akan terbawa-bawa bahkan hingga baka! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments