‘Mengerang’

Viewed : 341 views

Hidup ini tidak mudah, peristiwa suka duka yang sudah² tinggal sejarah. Yang akan datang masih impian, tidak tahu apa akan terwujud seperti yang diharapkan.

Yang pasti tidak ada yang dapat mengelak dari cengkraman monster waktu. Baik yang sukses menggapai cita², maupun yang terkapar tak berdaya di medan laga. Entah umur panjang atau seumur jagung, rakyat jelata atau setingkat hakim agung. Semua menapak ke ujung.

Seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada ke-sia²an, (Roma 8:20). Tidak ada yang abadi di bawah matahari. Semua akan menempati sebuah peti. Lantas, untuk siapa semua prestasi yang diraih dengan setengah mati?

Selama hidup dalam darah dan daging, perlahan atau buru² semua menuju ke kebinasaan (ayat 21). Bukan saja daku dan dikau, bahkan semua makhluk pun mengerang hidup dalam tubuh yang rapuh.

Ini jalan hidup yang tak terduga! Kudapati diri duduk di antara roman muka² letih. Duduk mengantre, terpaku dingin, melototi nomor digital yang tak lelah terus berganti angka. Kiri kanan, depan belakang semua mengerang. Dari sakit sendi hingga sakit hati, semua menantikan keajaiban dari para ahli.

…sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja,.. kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. ( Roma 8:22,23)

Semua mengerang! Menjerit kesakitan, meronta-ronta untuk terlepas dari kelemahan tubuh. Jiwa terperangkap dalam bejana tanah liat nan rapuh. Bilakah bebas dari sakit bersalin (22) dan mengenakan tubuh mulia?

Dapatkah dikau cerna dengan nalar? Jika Misteri Babel menawarkan jalan keluar bagi yang terkapar! Yang buta, celik. Yang lumpuh, lompat². Tidak ada persoalan sakit-penyakit yang terlalu sulit, bahkan suatu saat nanti se-akan² yang mati pun dapat bangkit!

Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (Ayub 2:4)

Suku, bahasa, kaum, dan bangsa² akan menyambut Misteri Babel dengan histeris (Wahyu 14:8). Demi nyawa, manusia tidak peduli percaya apa dan korban berapa serta harus pergi ke mana. Harapan baru bagi peradaban. Misteri Babel kembali dapat menghadirkan atmosfir Taman Eden dengan teknologi. Eden versi manusiawi, sesuai dengan keinginan hati di bumi.

Tinggallah daku duduk termenung seorang diri. Jika semua dapat solusi, tubuh baru tidak lagi sekadar mimpi. Pengharapan bukan lagi harap² cemas apa yang akan terjadi, namun dapat terwujud nyata di depan mata insani (Roma 8:24). Lantas, di manakah lagi posisi iman-pengharapan kepada Sang Ilahi?

Ups! Angka digital menunjuk nomor di tangan. Bergegas berdiri untuk menuju counter untuk suatu upaya mengharapkan ridho dan belas kasihan ilahi melalui tangan para ahli..🙏🏼

Walau susah, lemah, berjalan pun payah, lutut goyah. Jalani hidup ini dengan pasrah, selangkah demi selangkah karena kasih setia-NYA tidak pernah berubah. Sampai akhirnya semua akan kembali ke tanah, sebagai jalan masuk ke hari perkawinan Anak Domba Allah!(Wahyu 19:7)

Salam hangat dari negri Jiran, 25 Juli 2025.

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments