431. Jalan Pulang

Viewed : 48 views

Lengkaplah sudah! Adam dan Hawa sah menjadi bagian dari sejarah. Riwayat-NYA sejak itu tak terlepaskan lagi dari kisah hidupmu. Adinda bagian keluarga-NYA. Keluarga dari bumi bersatu padu dengan keluarga dari alam adikodrati. Makhluk supernatural tegor sapa dengan yang normal, dan keduamya mendiami alam Eden.

DIA berkehendak agar ke duanya memancarkan gambar dan rupa-NYA di alam yang berbeda. Makhluk bumi dan sorgawi menyatu menjadi satu keluarga abadi. Itu gagasan-NYA sejak sebelum ada matahari.

Sayang, satu anggota keluarga tidak menyukai ide tersebut. Diam-diam, si ular atur strategi, sebagai makhluk yang paling cerdik dari yang tercipta akhirnya berubah menjadi licik. Hawa, yang kemudian juga Adam, termakan trik. Kisah selanjutnya panjang nan berbelit-belit.

Maka, TUHAN Allah mengusir manusia itu keluar dari Taman Eden untuk menggarap tanah yang darinya ia dijadikan. (Kejadian 3:23, AYT)

Adam dan Hawa diusir dari rumah sendiri, Eden! Dari semula DIA berkehendak daku dan dikau tinggal di Eden. Bukankah taman itu yang harus diperluas sehingga melingkupi seluruh inci permukaan bumi (Kejadian 1:28)?

Di luar taman sorgawi, duri, sakit, dan susah payah menjadi bagian dari hidup sehari-hari (Kejadian 3:16-18) sehingga yang hidup pasti akan mati! Ini pilihan, kehendak sendiri, takdir yang tidak dapat diputar kembali.

Godaan di Eden berlanjut menjadi pertempuran di alam pikiran. Ini peperangan sengit di dunia tidak kasat mata, alam logika. Si ular begitu licik terus menerus menggoda daku dan dikau untuk tidak setia kepada kekasih hati, Mesias (2 Korintus 11:3).

Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (Kejadian 3:8)

Dalam suasana yang mencekam, rasa bersalah yang mendalam, DIA mendatangi Adam. Mereka mendengar langkah kaki samar-samar, semakin lama suaranya semakin terdengar. Ini langkah kaki bak seseorang yang berjalan ke sana kemari tengah mencari-cari. Mungkinkah ini cara penulis menyampaikan kesan bahwa yang datang ke mereka itu YHWH dalam wujud manusia (YHWH in visible form)?

Bukankah hanya kalau YHWH dalam wujud manusialah (embodied) yang dapat membuat mereka seakan-akan bersembunyi dari hadirat-NYA? Jika begitu adanya, tidak heran jika rasul Paulus ribuan tahun kemudian mengingatkan jema’at Korintus untuk iling lan waspada akan strategi si ular, merayu Adinda agar memalingkan muka dari Mesias!

Dengan berat hati, DIA mempersilakan Adam Hawa meninggalkan Eden sesuai dengan pilihan. Bak bapa seakan-akan tidak dapat mencegah tabiat anak bungsu yang menuntut warisan (Lukas 15:11-13), dengan segera meninggalkan rumah dengan seabrek harta rampasan!

Adam Hawa, daku dan dikau pun tidak beda, sama dengan dengan perumpamaan Anak Hilang, semua telah meninggalkan kampung halaman. Adam Hawa buru-buru meninggalkan Eden, melangkah tak pasti ke negeri perantauan.

Kerinduan untuk pulang ke tanah kelahiran menghantui siapa saja, baik dikau yang sangat beragama maupun golongan yang sepaham dengan Richard Dawkins, DIA tidak ada! Jauh di lubuk hati, Adinda menyadari, negeri ini, cepat atau lambat, akan ditinggal pergi.

Sebelas dua belas dengan yang terjadi di Eden, sekarang pun sama saja hanya jurusnya terlihat begitu keren! Si ular dengan berbagai paham menyodorkan beraneka ragam jalan pulang! Daku dan dikau, masing-masing merasa jalannyalah seakurasi Google Map, yang pasti dapat membawamu pulang (Yesaya 53:6)!

Apa lagi yang harus disayang, Eden telah hilang! Adinda pasti akan pulang ke negeri seberang. Negeri gelap nan kelam, di mana cahaya terang pun serupa dengan malam (Ayub 10:21,22). Dan daku linglung, tidak tahu yang mana jalan pulang!
Ataukah lebih tepatnya: Siapa yang dapat membawaku pulang? (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments