Bagaikan Angin dan Awan

Viewed : 220 views

Pengkhotbah 11:4
Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.

Angin akan terus berhembus di sekitar kita. Begitulah sifatnya. Kita tidak memahami sepenuhnya dari mana datangnya dan ke mana perginya angin itu. Awanpun tidak dapat diatur oleh kita akan keberadaannya.

Situasi sekeliling kita bagaikan angin dan awan yang tidak dimengerti keberadaannya… dan sering kita terpaku melihat dan menilai situasi yang ada.

Sibuk memperhatikan angin dan awan yang serba tidak pasti menggambarkan diri kita yang banyak pertimbangan, ragu-ragu, khawatir, dan sebagainya, sehingga hal-hal itu mengganggu dan menghalangi kita dalam melakukan apa yang mestinya dilakukan. Kita menjadi lamban bertindak.

Meski angin dan awan serta suasana hidup memberi pengaruh, tapi yakinlah bahwa hidup kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Oleh sebab itu walau angin berembus dan awanpun timbul tenggelam terus karena begitu sifatnya, namun bagi kita teruslah bergerak maju. Terus menabur benih yang baik dan Tuhan akan menolong kita untuk dapat menuai apa yang baik pula sebagai kasih karunia-Nya.

Tuhan memberi kita semangat serta kekuatan untuk melampaui dan mengatasi angin dan awan yang menghadang. Mari fokus kepada Allah. Tuhan memberkati kita untuk menabur dan menuai di lahan masing-masing sesuai ketetapan-Nya.

Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus senantiasa menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Illustration created using DALLE-3 on Bing Image Creator

 

Comments

comments