417. Raja Alam Maut

Viewed : 264 views

Menjadi catatan penting, si ular Taman Eden tidak pernah diidentikkan dengan Satan (bahasa Inggris versi ESV) dalam Perjanjian Lama (PL). Dalam terjemahan bahasa Indonesia digunakan kata Iblis (sila lihat Ayub 1:6). Penggunaan ke dua istilah ini, si ular vs satan, berbeda arti maupun maksud dalam narasi Alkitab bahasa Iberani (PL).

Ketidaksamaan tersebut menandai pemahaman latar belakang narasi PL dituliskan! Konteks yang kelak menjadi dasar solusi pembrontakan si ular dalam narasi Perjanjian Baru (PB) yang ditulis bermasa-masa kemudian. Secara perlahan-lahan budaya Israel kuno akhirnya mengerucut kepada julukkan si ular, si ular tua, sebagai Iblis alias Satan (Wahyu 12:9).

Solusi tersebut sebagai jalan keluar bagi keturunan Adam untuk diselamatkan dari akibat godaan, melalui satu tokoh yang dijanjikan. Janji yang kelak akan datang dari keturunan sang perempuan (Kejadian 3:15), messianic hope.

Adam Hawa langsung diusir dari Taman Sorga dipertontonkan secara sangat vulgar. Fakta ini bagi Adinda sudah diterima tanpa harus lagi perlu penjelasan panjang lebar. Bahkan sejak daku masih di Sekolah Dasar, sedari di Sekolah Minggu hingga daku besar, pengertian ini menjadi bagian keyakinan yang begitu mendasar.

Lalu, bagaimanakah nasib si ular?

Jika di Taman Sorga, Adan Hawa baru berdua, bagaimanakah di dunia sana, tatkala si ular melaksakan niatnya? Bagaimanakah respon makhluk-makhluk lainnya? Kejadian pasal 3 bisu seribu bahasa, Adinda tidak akan mendapatkan penjelasan apa-apa.

Siapa yang menentukan ukuran-ukurannya? Sebab, kamu tahu! Atau, siapa yang merentangkan tali pengukur atasnya? Di atas apakah alas-alasnya ditanamkan? Atau, siapa yang meletakkan batu penjurunya, ketika bintang-bintang fajar bernyanyi bersama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? (Ayub 38:5-7 AYT)

Perjalanan hidup yang begitu melelahkan, menguras fisik, mental, dan spiritual, hampir-hampir kandas iman. Drama panjang yang rasa-rasanya tak berkesudahan. Nasib malang menimpa Ayub, seorang saleh tiada duanya di masanya (Ayub 1:8).

Diakhir perjalanan iman yang tengah menuju titik nadir, terjadilah rangkaian dialog Sang Pencipta dengan insan tak berdaya, Ayub, dalam pasal 38. Dalam percakapan yang sangat beda kelas, siapa duga terselip satu fakta. Fakta yang melukiskan apa yang terjadi di dunia sana, tatkala DIA tengah sibuk menciptakan alam semesta.

Ini tentang berita! Bintang-bintang fajar, lambang makhluk adi kodrati, yang disebut juga sebagai anak-anak Sang Pencipta, terperana menyaksikan DIA sibuk mempersiapkan kehadiran bumi. So, sebelum Adam Hawa menjelma, DIA sudah terlebih dahulu menciptakan makhluk-makhluk supernatural di alam tak kasat mata. Si ular bukanlah sendirian! Bisa jadi, jumlah secamam makhluk si ular berlaksa-laksa banyaknya (Daniel 7:10).

Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. (Yesaya 15:14,15).

Yang pasti, si ular tercampak dari ring-1 istana. Alih-alih ke tempat tinggi, si ular terlempar ke alam orang mati. Dia menjadi makhluk pertama penghuni dunia orang mati. Wajar jika di kemudian hari dia mendapat atribut sebagai raja alam maut, karena dia-lah kematian menjalar ke selurh pelosok negeri!

Apakah perlawanan si ular akan juga turut menggoda konco-konconya di dunia supernatural untuk bertindak serupa? Jika trailer di Taman Eden disebut sebagai pembrontakan seri ke-1, apakah akan nongol seri-seri berikutnya? (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments