Friksi

Viewed : 581 views

Ibrani 12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Cepatnya kita dapat melangkah bergerak, salah satu penentunya adalah besarnya beban yang kita bawa.

Ada selalu penghambat perjalanan hidup kita. Ada gesekan atau friksi melawan arah gerak kita yang harus dilawan dan diatasi.

Friksi itu semakin berat saja terasa jika beban bertambah, sesuai rumus simpel:
f = N u

Agar penghambat atau friksi (f) terasa lebih ringan, penulis kitab Ibrani mengatakan agar kita menanggalkan beban yang tak perlu dibawa… perkecillah faktor N (= mg).

Untuk itu, Tuhan Yesus menawarkan dengan berkata di dalam Matius 11:28,
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Juga beban terasa berat karena besarnya koefisien gesekan (u) dengan sekitar atau lingkungan kita. Mungkin (u) itu adalah faktor luar berupa perbuatan, perkataan atau sikap negatif orang yang tak bisa kita terima. Hal itu sering sangat mengganggu pikiran dan hati kita.

Terlebih mungkin faktor gesekan (u) itu adalah faktor internal dalam diri sendiri, dan itu malah lebih berat, yaitu dosa tersembunyi yang belum dilepas, belum diakui di hadapan Tuhan, atau merasa belum diampuni Tuhan, atau berulang terus, dan sebagainya.

Rasul Yohanes berkata dalam 1 Yohanes 1:8-10,
“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”

Dengan memperkecil friksi hidup (f), maka kita dapat masuk dalam arena perlombaan hidup di wilayah masing-masing, namun bukan lomba pintar, bukan lomba kaya, bukan lomba jabatan, bukan lomba fisik, bukan lomba popularitas, bukan lomba cari perhatian, bukan lomba kedudukan dalam gereja atau dalam pelayanan, atau lomba lain yang berakibat kompetisi dan persaingan yang menghasilkan kata menang atau kalah… Bukan itu !
Jauhilah diri dari hal itu !… buanglah!
Itu ditentang Tuhan!

Jadilah kuat di dalam Kristus. Untuk itu mari kita saling membangun dan bergandengan tangan ke depan… ke arah yang Tuhan kehendaki.

Selamat Hari Minggu.
Selamat Beribadah.
Selamat Melayani.

Tuhan memberi kekuatan dan semangat baru kepada kita berupa gaya dorong untuk mengalahkan friksi yang sedang kita alami. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Image by skeeze from Pixabay

Renungan Lainnya :

Comments

comments