Kasih Setia TUHAN Dari Selama-lamanya Sampai Selama-lamanya

Viewed : 2,638 views

RENUNGAN
Maz. 103:17
“Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu”

Seorang bapak memiliki kebiasaan; bila di kantor disediakan makan siang dalam bentuk nasi kotak karena ada rapat, ada tamu atau ada kegiatan lain, maka bapak tersebut selalu mengambil bagiannya dan membawanya pulang ke rumah.

Jatah hanya ada satu, sedangkan anaknya ada dua orang. Anaknya yang bungsu biasanya lebih cepat bertindak. Begitu melihat ayahnya membawa makanan, maka dia langsung mengambil dan tak peduli kepada kakaknya.

Memang kakaknya rada kurang cepat sehingga selalu saja ketinggalan dari adiknya dalam mendapat bagian. Kakaknya sering protes mengapa adiknya terus yang mendapat bagian. Dia merasa “cemburu” terhadap adiknya. Kakaknya tidak tahu bahwa sebetulnya ayahnya sangat mencintai dia sama dengan adiknya. Walau sang kakak tidak kebagian nasi kotak, namun kasih sang ayah sama.

Cemburu adalah salah satu sifat alami manusia. Kecemburuan sering dimunculkan dalam bentuk tidak dapat menerima kenyataan kalau dia tidak semujur orang lain. Ada yang cemburu kalau orang lain lebih kaya, lebih berhasil, lebih diperhatikan atau disayangi, dan sebagainya.

Manusia sering merasa sudah berbuat banyak hal dan telah berjasa terhadap Allah dan karena itu semestinyalah Allah lebih peduli dan lebih memperhatikan dia. Pemikiran seperti itu membuat manusia gagal memahami keberadaan Allah yang penuh cinta kasih.

Manusia sering mengukur kasih Tuhan dalam bentuk materi. Benda menjadi alat ukur yang dipakai manusia mengukur dirinya dan mengukur orang lain. Akan tetapi bagi Allah karakter manusia jauh lebih berharga.

Tuhan Allah sangat mengharapkan agar anak-anak-Nya takut akan Dia dan mencintai keadilan. Allah selalu konsisten akan cinta kasihNya kepada manusia. Kasih Allah tidak terbatas dan tak pernah berakhir.

Wujud kasih Allah tidak terletak di dalam “kepemilikan” seberapa banyak benda-benda yang kita mau. Bahkan apa yang ada pada kita bukan milik kita, tetapi titipan Tuhan. Kekayaan sesungguhnya terletak pada hubungan kita yang baik dan harmonis dengan Dia.
Kasih dan keadilan Tuhan kekal.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita dan menguatkan kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Renungan Lainnya :

Comments

comments