338. AKS

Viewed : 559 views

Ini bagian yang paling sulit, sekaliber Mesias pun menjelaskannya sedikit demi sedikit. Selama sekitar 3 tahun, bak penyakit menahun yang sudah berjangkit turun temurun, DIA melepaskan para murid dari pengertian yang membelit.

Pemahaman massal umat dalam menjalankan hidup beriman dalam keseharian. Tradisi yang mendarah daging, kebiasan yang diyakini sebagai yang tidak ada tanding. Bahkan sudah menjadi etika dalam berelasi antar sesama insan.

Tingkah laku umat dianggap normal jika seturut dengan tradisi iman, kebiasaan yang dianggap sebagai ekspresi keyakinan. Kelaziman yang sudah diterima sebagai suatu kebenaran. Jika saja dikau enggan ikuti tradisi, maka itu dianggap prilaku menyimpang yang tidak taat kepada Tuhan.

Bagi para murid, hukum Taurat merupakan konteks sejak dari kecil mereka dididik. Aturan itu mengatur kebiasaan hidup umat sehari-hari, baik ritual rohani maupun yang bersifat jasmani. Kebiasaan ini menjadi tolak ukur ketaatan umat dalam mengikut Tuhan. Semakin setia menuruti tradisi dianggap semakin takwa dalam melakukan rukun iman.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Mesias dituduh sebagai penista agama, dianggap menyepelekan tradisi Musa. Sangkaan berat karena itu dianggap perbuatan tercela yang tidak boleh dibiarkan merajalela. Bagaimana mungkin, kebiasaan yang telah berusia ribuan tahun disingkirkan begitu saja.

Ahli Taurat, pemuka agama, pejabat di lembaga agama, merekalah kelompok yang paling merasa tersiksa. Setiap kata yang diucapkan, kalimat yang disebarkan, itu bak palu godam menghantam dada. Sungguh sulit menyaksikan ada ajaran yang demikian berbeda dengan tradisi Musa.

Sepak terjang Sang Raja dan bak konten dari YouTube-NYA dianggap bertabrakan dengan tradisi yang diajarkan para imam. Tokoh agama berang, ini tanda genderang perang. Tradisi iman yang sudah turun temurun, masakan rontok begitu mudah dilibas oleh anak kemarin sore (AKS).

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun… (Yohanes 8:57)

“Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (Matius 13: 54,55)

Elite rohani pada gelisah, ahli Taurat pun turut hati susah. Serentak mereka gelang-gelang kepala, heran dan bertanya-tanya. Bukankah DIA anak jalanan yang tidak jelas latar belakang pendididikan. DIA sekolah di pesantren mana? Siapa tokoh Rabbi yang membimbing-NYA? Pengkhotbah jalanan, anak ingusan, yang tidak jelas kredibelitas pendidikan-NYA. Orang tua, saudara, dan teman-teman-NYA, bukankah tidak asing semua?

Suasana kebathinan diantara anggota Mahkama Agama terasa mencekam, diskusi berseri beralngsung siang malam. Apalagi DIA mengatakan, kedatangan-NYA menggenapi hukum Taurat. Apakah DIA menuduh kebiasaan turun temurun belum lengkap? Sungguh itu penyataan terlaknat!

Pengajaran Kerajaan Allah (KA) bagi umat kebanyakan melegakan. Tidak heran, Ke mana pun DIA berjalan, selalu diikuti ribuan kaum awam. Setiap kata yang DIA lontarkan, pengajaran yang disampaikan, semua memberi pengharapan. Pengajaran KA memang membebaskan!

Kebalikkan! Di saat yang bersamaan, KA bagi kaum elite rohaniwan menjadi ancaman. Kala bertutur kata, kalimat yang diucapkan-NYA, selalu mereka temukan berseberangan dengan tradisi Musa. Posisi terancam, mereka merasa ditendang.

Semoga pengajaran KA bagi pembaca yang budiman melegakan. Itu menunjukkan daku dan dikau termasuk katagori orang kebanyakan, kaum kurang pengetahuan. Namun, jangan heran kalau ada golongan yang akan merasa kepanasan seraya menuduh itu ajaran menyimpang.

Jika mencoba hendak meluruskan, bisa-bisa dikau akan dicap AKS yang tidak masuk hitungan. Selamat bergabung di rombongan kaum awam. Belajar di jalanan, ini sekolah kehidupan. KA akan selalu berita menggembirakan bagi hati yang gersang kehausan. (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments