02.Harta

Viewed : 1,118 views

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harga miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (Lukas 15:13)

Anak bungsu penuh dengan harta.

Seperti ketiban rejeki nomplok demikianlah dirinya. Si bungsu bersukacita dengan keadaannya, namun disi lain sang bapak dipenuhi rasa sedih yang tiada taranya.

Putusnya relasi bapak-anak merupakan keterpisahan yang dahsyat, ditambah keterpisahan geografis ketika sang bungsu memilih untuk pergi ke negeri jauh, sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan pernah mudah untuk kembali. Lengkap sudah kesedihan bapaknya.

Ada kesalahan investasi yang besar di dalam hidupnya. Pertama, ia menjual seluruh bagiannya, sehingga para pembli pastilah bersukacita karena harganya pastilah murah. Sang Bungsu ingin hartanya cepat cair dan dia akan segera pergi. Kedua, Ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Sang bapak yang kaya pasti sangatlah bersedih apabila mengetahui fakta ini, tidakhabis mengerti betapa degil anaknya dalam mengelola kekayaanya.Semua aturan investasi yang baik dilanggar oleh anak bungsu.

Dirinya dikuasai keinginan untuk lepas, merdeka dari orang tuanya dan ingin dipuaskan dengan segala apa yang dimilikinya. Ada suatu ruang kosong dalam hatinya yang perlu diisi dan dipuaskan, dan ia mendapatkannya ketka berfoya-foya dengan sahabat-sahabat barunya.

Sang bungsu mungkin berpikir bahwa ia merasa merdeka-bebas-lepas dengan segala kegembiraanyang dialaminya. Dirinya adalah pusat dari semuanya. Hartanya menjadi jaminannya. Tidak ada yang bisa menggangguku dengan segala pilihanku.

Setiap gelas anggur yang diminum seolah akan memuaskan kehausan dahaga jiwanya. Setiap rupiah yang dikeluarkan dikiranya memberi jawaban untuk memperkaya jiwanya. Ia masih kaya. Ia tidak menyadari bahwa bukan hanya ngengat dan karat yang menghabiskan hartanya, tetapi juga jiwanya yang tidak pernah terpuaskan seolah menelan segala harta kepunyaannya.

Sementara itu sang bapak selalu ingin melihat ujung jalan di dekat rumahnya, kalau-kalau ia melihat anaknya yang bungsu pulang. Waktu demi waktu dilaluinya dengan kesedihan dan pengharapan. Kasihnya tidak pernah hilang. Ia menunggu.

Teja adalah suami dari Titin, ayah dari Kasih dan Anugrah.

Renungan Lainnya :

Comments

comments