Sahabat! Ingatlah bahwa nabi Musa-lah, tentu dengan ilham Roh Kudus, menulis pasal 1 dan 2 kitab Kejadian. Seakan-akan dia hadir dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Dia menyaksikan saat-saat Allah sibuk menciptakan alam semesta. Dunia yang terlihat maupun tak kasat mata, dan manusia. Serta tak kalah pentingnya menciptakan ‘waktu’. Cobalah bayangkan bagaimana sulitnya Musa menceriterakan apa yang tengah dia saksikan. Dan itu kemudian menuliskannya. Sesulit wanita Samaria pada abad pertama (Yohanes 4) menjelaskan benda yang namanya televisi! Tak ada kosa kata pada masa itu yang dapat melukiskannya. Wajarlah kalau dipakai kata-kata yang umum dikenal pada waktu itu. Kata yang paling mendekati mewakili maksudnya.
Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. (Kejadian 2:12)
Entah bagaimana! Akan tetapi nabi Musa loncat menjelaskan bahwa dari kawasan taman Eden itu ada emas, krisopras yang adalah batu-batu mulia berharga. Kemudian juga disebutkan ada damar yaitu sejenis getah yang harum aromanya.
taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. (Yehezkiel 28:13)
Berabad-abad kemudian, nabi Yehezkiel menggambarkan lebih rinci apa yang ada di dalam taman Eden. Bukan hanya kegirangan, sukacita, nyayian syukur dan penyembahan (Yesaya 51:3). Tapi juga batu-batu mulia dan berharga bertebaran di taman tersebut. Ada batu mulia yaspis warna merah dan hijau. Mengapa yaspis-pun diselipkan warnanya? Apakah untuk membedakan pantulan dari kemilau cahayanya? Ada hijau ada merah. Begitupun batu yang lainnya punya karakteristik warna kilauan cahayanya masing-masing. Begitukah?
Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, (Wahyu 21: 118,19).
Puluhan abad kemudian. Rasul Yohanes, dalam suatu penglihatan supernatural di pulau Patmos. Dia menyaksikan metamorposis (perubahan) taman Eden-Musa menjadi Kota! Namun cirinya masih sama, penuh dengan emas, permata, dan batu mulia dari berbagai jenis. Wow wow wow! Kota yang dihiasi dengan beragam batu mulia. Dapatkah Sahabat bayangkan kayak apa kota itu, jika pada saat bersamaan semua mengeluarkan kilauan cahayanya masing-masing? Monggo berimajinasi!
![]() |
NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.
Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi” karya NSM |
Image by Valery Pavlov from Pixabay




