Biarlah Kita Dibaharui & Hilanglah Cacat di Hadapan-Nya

Viewed : 366 views

1 Tesalonika 3:13
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

Dalam sebuah perjalanan naik angkutan umum, saya secara sayup-sayup mendengar pembicaraan orang yang mengatakan, “Enak sekali jadi orang Kristen itu ya, mereka katakan bahwa mereka memiliki Juruselamat. Dosa mereka sudah ada yang menebus. Jadi enak sekali mereka bisa bebas berbuat apa saja, sebab sudah ada yang mengampuni seluruh kesalahan mereka!”

Ada bagian dari pernyataan itu yang kita setuju, yaitu bahwa kita sudah ditebus dari seluruh dosa yang kita lakukan. Kita sudah diampuni.

Namun dari pernyataan mereka yang tidak kita setuju adalah bahwa kita bisa hidup bebas semaunya… bisa bebas berbuat apa saja. Justru kita seharusnya berbuat apa yang Tuhan kehendaki. Rasul Paulus ingatkan agar kita tak bercacat di hadapan Allah dalam penantian kita akan kedatangan-Nya.

Tentu kita tidak bisa berjalan sendiri untuk tetap ON tak bercacat. Kita butuh pendampingan-Nya. Kita butuh kekuatan dari Dia. Dan juga kita butuh komunitas untuk mendukung.

Untuk itu kita haruslah memiliki komitmen dan kerinduan untuk hidup tak bercacat sebagai wujud terima kasih dan penghormatan kita kepada Allah Bapa kita.

Oleh karena itu dalam segala keterbatasan dan masih banyak gagalnya kita untuk menjadi tak bercacat, mari kita bangkit dan tetap semangat untuk hidup taat dan berkenan kepada-Nya. Biarlah kita semakin dibaharui dan hilanglah cacat kita di hadapan-Nya. Bersama Tuhan Yesus kita bisa.

Selamat beraktifitas.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahĂșn 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Photo by Melanie Brown on Unsplash

Comments

comments