Yakobus 4:10
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Tim marketing melayani dengan sigap dalam sebuah pameran mobil. Mereka sangat ramah menyapa dan melayani setiap pengunjung. Apa saja ditanya tentang produk mereka, semua dijelaskan dengan baik.
Suasana dibuat sedemikian rupa sehingga terasa nyaman dan hangat. Mereka dengan senyum dan simpati berbicara sejelas mungkin. Rasanya tidak ada pertanyaan dilewatkan begitu saja tanpa penjelasan berarti.
Mereka menempatkan posisi sebagai pelayan yang baik, ramah dan sopan. Begitu pengunjung mengakhiri kunjungan, tak lupa mereka menawarkan nomor HPnya dan merekapun mencatat nomor HP para pengunjung agar mereka dapat menghubunginya dalam waktu berikutnya.
Harapan mereka sebenarnya adalah agar pengunjung tertarik dan akhirnya mobil yang mereka tawarkan laku terjual. Untuk itu mereka ditolong oleh tim khusus, bahkan ada pelatihan untuk itu.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita sebenarnya adalah tim marketing Kerajaan Allah di dunia ini. Kita berperan dengan dua tujuan penting.
Tujuan yang pertama adalah kita berperan untuk menolong agar orang-orang yang belum diselamatkan dapat mengenal dan menerima Kristus dalam hidup mereka.
Tujuan yang kedua adalah kita berperan agar melalui hidup kita, orang-orang yang telah percaya dapat terus bertumbuh dan berbuah dalam hidup mereka.
Untuk itu kita diingatkan untuk memiliki hati seorang hamba dan berjiwa pelayan.
Apa makna seorang hamba?
Seorang hamba bertugas untuk menolong dan selalu siap melakukan perintah. Seorang hamba yang baik selalu taat dan patuh menuruti pimpinannya.
Pimpinan kita adalah Yesus Kristus.
Seorang hamba yang baik akan selalu berada dalam posisi merendahkan hatinya dan tidak memikirkan dirinya. Bagi seorang hamba selalu ada kepuasan jika dia berkenan di hadapan tuan dan orang yang dilayaninya, sebab itu dia selalu siap.
Seorang hamba selalu menempatkan posisinya seolah tidak memiliki hak. Seorang hamba senang bila pekerjaannya tuntas. Seorang hamba lebih banyak memperhatikan orang-orang di luar dirinya. Hatinya selalu siap berbuat apa yang baik dan tidak menang sendiri.
Seorang hamba selalu tidak banyak interpretasi. Bisa hidup apa adanya serta rajin. Bagi seorang hamba mendahkan hati adalah suatu pilihan. Upah seorang hamba adalah dari tuannya, bukan dari orang yang dilayaninya.
Milikilah hati seorang hamba, sebab Tuhan akan dapat berbuat maksimal melalui hamba-Nya yang setia.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
![]() |
Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahĂșn 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya |
Photo by Dylan Gillis on Unsplash




