Jangan Jemu-jemu Berbuat Baik

Viewed : 1,819 views

RENUNGAN
2 Tesalonika 3:13
Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.

Ketika jalan pagi, saya sering bertemu dengan seorang bapak yang juga olah raga dengan naik sepeda.

Awalnya dulu saya menyapa dia dengan berkata, “Selamat pagi Pak !” Terkadang saya katakan, “Semangat Pak !”

Namun orang tersebut diam saja tanpa ekspresi apa-apa. Lantas saya berpikir sudahlah… diam sajalah. Mungkin bapak itu kelelahan ngayuh sepedanya dalam jalan yang menanjak, sehingga sulit baginya membalas sapaan saya.

Maka sejak itu saya turunkan sedikit kualitas tegur sapa dengan dia. Bosan juga menyapa tanpa balasan. Itulah pikiran saya. Sejak itu, bila berpapasan, saya hanya lambaikan tangan saja. Itupun terasa dipaksakan. Bagi saya itu sudah cukuplah. Apalagi memang dia tidak bereaksi apa-apa.

Namun saya kaget di suatu pagi ketika saya sedang buka gerbang mau jalan pagi. Orang itu lewat. Kali ini dia yang menegur duluan. Bahkan dia turun dari sepedanya dan menganggukkan kepalanya dan menyapa saya, “Selamat pagi Pak! Bapak tinggal di sini? Saya duluan Pak!” Begitulah katanya.

Bagi saya ini sebuah kehormatan, apalagi sampai dia turun dari sepedanya. Lantas saya spontan berkata, “Terima kasih Pak!” Hati-hati !” Lalu dia menganggukkan kepalanya dengan senyuman dan melanjutkan naik sepedanya ke arah atas.

Sejak kejadian itu, bila bertemu di pagi hari, kami selalu saling melambaikan tangan bila berpapasan. Walau kami belum saling mengenal lebih dalam, paling tidak sudah ada saling tegur sapa sederhana. Sudah ada jembatan hubungan baik. Saya sangat menikmati suasana ini.

Dari kejadian ini saya belajar dan tertegur rasanya. Bahwa rasa bosan atau jemu sempat membuat saya hampir berhenti menyapa orang yang memang seharusnyalah saya sapa. Respons saya kok jadi bergantung kepada sikap orang… ini tidak baik.

Para sahabat, Rasul Paulus ingatkan kita agar jangan bosan… jangan jemu berbuat apa yang baik, walau mungkin kebaikan itu sederhana saja adanya.

Teruslah tanamkan benih-benih baik dalam setiap hubungan kita dengan siapapun. Paling tidak berilah senyuman terbaik kalau mungkin baru itu saja yang bisa kita beri. Berdoa dan berupayalah agar dalam waktu-waktu berikutnya kita dimampukan untuk memberi lebih dari senyuman sesuai kapasitas kita.
Semoga !

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Comments

comments