18. Kambing Hitam

Viewed : 1,369 views

Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (Lukas 15:30)

Kambing hitam paling gampang adalah orang lain.

Orang lain dipersalahkan sebagai penyebab kekecewaan yang dialaminya. Si sulung tidak mencoba menguji diri melalui semua peristiwa yang terjadi di hadapannya, tetapi dia memilih korban yang lain sebagai penyebab kekecewaan yang dialaminya.

Seperti penyakit, kepahitan itu mulai menyebar. Hatinya dibutakan untuk melihat belas kasihan ayah kepada adiknya. Hal itu tidak membuat dirinya ikut bersyukur tetapi meluap kemarahan atas keputusan yang dibuat oleh ayahnya. Kepahitan itu ingin ditebarkan kepada setiap orang supaya mereka semua berpihak kepadanya.

Usaha pembunuhan karakter telah dimulai untuk mendiskreditkan adiknya. Adiknya seolah pesakitan yang tidak perlu untuk dibela. Adiknya adalah seorang bajingan yang tak termaafkan, telah memboroskan segala harta kekayaan ayahnya bersama-sama dengan para pelacur.

Dia lebih suka menyebut adiknya dengan anak bapaknya, status dia sebagai kakak tidak membuatnya berempati atas penderitaan yang dialami adiknya. Keberadaan adiknya ingin dihilangkan dari kamus hidupnya, dengankata lain, menyalahkan ayahnya sebagai yang bertangung jawab atas semua ini.

Pertimbangan harta kekayaan yang telah dihabiskan oleh adiknya menjadi faktor yang mengemuka. Bagi dirinya, harta kekayaan adalah simbol keberhasilan, kemakmuran, dan kehormatan. Pemborosan yang dilakukan oleh adiknya merupakan tindakan yang tidak dapat dia mengerti, apalagi dihabiskan bersama para pelacur. Kekayaan menjadi pengharapan akan kepatuhannya selama ini, dan kuasa sebuah relasi digantikan dengan keberhasilan mengumpulkan kekayaan. Pemborosan harta kekayaan oleh adiknya merupakan kebodohan yang tidak termaafkan baginya.

Adiknya tidak membantah semua hal yang didakwakan kepadanya. Ia telah memboroskan hartanya dan menghabiskannya bersama dengan para pelacur. Si bungsu menyadari bahwa semua kenikmatan itu tidak membekaskan kesukaan di dalam dirinya.

Ayahnya bertindak lebiht idak terduga lagi, seraya tidak memperdulikan segala hal yang telah dilakukan oleh anak yang bungsu, ayahnya justru habis-habisan memboroskan segala harta yang dimilikinya untuk mempestakan kepulangan anaknya dan menyatakan kasihnya yang tidak bersyarat kepada anaknya bungsu yang hilang namun telah kembali.. Bukan hanya pesta anak lembu tambun, jubah, sepatu maupun cincin kehormatan, tetapi hak warisnya sebagai anak telah dipulihkannya. Jikalau anak bungsu habis-habisan memboroskan segala harta kepunyaannya untuk berfoya-foya, maka sebaliknya ayahnya habis-habisan memboroskan segala harta miliknya untuk mempestakan kepulangan si bungsu. Ayah yang murah hati dan tanpa perhitungan untuk merayakan sukacita yang dialaminya. Sebaliknya tidaklah demikian dengan si sulung, keputusan ayahnya mengganggu rasa keadilannya.

Teja adalah suami dari Titin, ayah dari Kasih dan Anugrah.

Image by Gorkhs from Pixabay

Comments

comments