Roma 2:1-28
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
Dalam suatu kunjungan ke penjara, seorang rohaniawan mencoba berdiskusi dengan beberapa orang tahanan. Inti pembicaraannya adalah mengapa mereka sampai di rumah tahanan tersebut.
Semuanya cenderung membenarkan diri. Salah satu mengatakan, ”Itu bukanlah kesalahan saya. Saya difitnah. Ada orang yang tidak senang kepada saya, lalu mereka itu bersekongkol untuk menghancurkan hidup saya”
Ketika adam melanggar perintah Allah dengan memakan buah pohon yang dilarang…
Adam berkata, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” (Kejadian 3:12)
Hawa juga berkata, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” (Kejadian 3:13)
Tidak ada yang melihat bahwa dirinyalah yang bersalah.
Pada dasarnya manusia yang bersalah cenderung mencari kambing hitam untuk membenarkan diri. Cenderung menghakimi dan mempersalahkan pihak lain dan keadaan bila melakukan suatu tindakan yang tidak bisa diterima. Inilah tabiat dosa yang masih bercokol dalam hati manusia.
Akan tetapi kita diajarkan untuk bertobat dan bersedia terbuka serta mengakui kesalahan yang telah kita lakukan… baik yang disengaja atau tidak disengaja… disadari maupun tidak disadari. Kita diajarkan untuk bertobat. Tidak melemparkan tanggung jawab ke pihak lain, apalagi menghakimi orang lain. Dengan demikian pengampunan yang sempurna dari Allah akan menyucikan kita.
Mazmur 32:2
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
![]() |
Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya |
Photo by Damir Spanic on Unsplash




