RENUNGAN
Yakobus 4:5
Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”
Siapa yang tidak pernah cemburu?
Apa yang membuat kita cemburu?
Apa yang kita rasakan saat cemburu?
Baikkah cemburu?
Mungkin ada banyak jawaban kita atas pertanyaan sederhana di atas.
Dalam hubungan sesama manusia, sering makna negarif cemburu diartikan sebagai curiga, dengki dan iri. Cemburu dapat berarti tidak senang melihat orang yang lebih beruntung. Atau dalam posisi kita merasa gagal dan orang lain berhasil. Cemburu dapat dipicu oleh adanya perasaan ditolak, dan orang lain diterima. Cemburu mudah timbul oleh perasaan kok orang lain cepat naik pangkat, sebaliknya karir kita mandeg.
Lalu bagaimana dengan pernyataan dalam Yakobus 4:5 di atas?… bahwa Roh Allah yang mendiami diri kita dikatakan bersifat cemburu. Juga perhatikan ayat ini…
Ulangan 4:24
Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
Tentu saja cemburu Allah tidak sama dengan cemburu manusia sebagaimana disebutkan di atas. Cemburu Allah tidak ada kaitannya dengan iri atau keberhasilan.
Cemburu Allah berhubungan dengan kerinduan-Nya yang kuat agar kita tetap bersama Dia. Allah cemburu sebagai bukti cinta-Nya. Allah perlu cemburu agar kita tidak cenderung jauh dan lari dari Dia.
Cemburu Allah dapat diibaratkan sebagai cemburu seorang suami yang cemburu melihat istrinya berjalan bersama lelaki lain. Suami yang benar haruslah memiliki cemburu seperti ini.
Juga tentunya istri yang baikpun harus memiliki rasa cemburu bila suaminya berjalan dengan wanita lain. Oleh karena itu baik suami maupun istri haruslah tahu diri agar keluarga aman.
Cemburu Allah mengajak kita untuk tetap berada dekat dengan Dia, sehingga Allah dapat semakin penuh dan melimpah mencurahkan kasih sayang-Nya dan kita sungguh rasakan itu.
Bila kita menyambut cemburu Allah, maka kita akan terlindung.
Mengapa?
Karena di dalam Allah kita aman. Di luar Allah kita bahaya.
Biarlah cemburu suci Tuhan senantiasa mengontrol hidup kita, sehingga kita hidup langgeng bersama Dia.
Puji Tuhan.
Selamat bekerja…
Selamat beraktifitas…
Selamat melayani…
Tuhan menyertai dan memberkati kita senantiasa.
Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun- Bandung
![]() |
Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya |