Bertolong-tolonganlah

Viewed : 520 views

Galatia 6:2
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Dalam sebuah sandiwara kecil, dikisahkan di tepi jalan yang sepi, seorang yang kaya raya melihat ada seorang pria kurus sedang mengunyah-ngunyah rumput.

Orang kaya itu heran mengapa orang yang dia lihat itu makan rumput. Lalu dia bertanya, ”Siapa nama kamu? Mengapa kamu makan rumput?”

Pria kurus itu menjawab, ”Saya sudah tiga hari tidak makan karena tidak punya uang. Karena sudah tak tahan lagi, terpaksalah rumput ini yang saya makan Pak”

Otak bisnis orang kaya itu jalan. Azas manfaat. Dia teringat bahwa pekarangannya yang luas di depan rumah penuh rumput dan belum sempat dipotong. Karena itu dia berpikir mungkin orang ini cocok disuruh untuk datang memakan rumput yang ada di tanahnya itu agar rumputnya jadi habis. Maka dia melanjutkan pembicaraannya, ”Kalau begitu ayolah ke rumah saya, saya akan membantu kamu, di rumah saya ada banyak rumput, tentu cocok buat kamu kalau memang kamu bisa memakannya. Makan saja semua rumput-rumput itu, ajak sekalian keluarga kamu juga untuk menghabiskannya”

Orang yang makan rumput itu bingung mendengar ucapan orang kaya tersebut. Tentu saja bukan rumput yang dia butuhkan. Setidak-tidaknya dia berharap dapat dipekerjakan dengan upah yang wajar untuk memotong rumput sehingga dengan upah itu dia bisa membeli makanan yang layak.

Sering ada orang ingin terlihat memiliki rasa kebersamaan dan rasa sosial yang tinggi dengan memberi bantuan tetapi tidak pas dan tidak tulus. Artinya dalam memberikan pertolongan itu justru dialah yang mendapat manfaat dan diuntungkan seperti kisah orang kaya dalam sandiwara itu.

Ada kalanya kita harus berbagi memberi pertolongan dengan kasih tanpa menuntut balasan, dimana secara hitungan kita memang tidak diuntungkan sama sekali. Bahkan seolah ”merugi”. Hal ini sangat mulia; sama seperti apa yang telah dilakukan Yesus untuk kita dengan memberikan nyawa-Nya.

Yesus adalah teladan bagi kita untuk saling memberi dan saling menolong. Pada suatu saat kita yang menolong. Saat lain kita butuh bantuan orang lain. Masalahnya adalah saat kita ada kesanggupan, apakah kita peka dan berinisiatif untuk menolong?

Apakah kita rela berbagi tanpa membangkit-bangkit?

Semestinya jawabannya iya, karena sebagai anak Tuhan itulah salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan. Dengan demikian Tuhan akan dimuliakan melalui hidup kita.

Selamat beraktivitas.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita senantaiasa. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu Jepang.Saat ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus (Campus Chappel) di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya

Photo by Wynand van Poortvliet on Unsplash

Comments

comments