16. Bujukan

Viewed : 884 views

Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. (Lukas 15:28b)

Tidak ada yang lebih menyusahkan seorang ayah apabila diboikot oleh anaknya. Hal ini menjadi penghalang kasih – sukacita yang seharusnya terjadi di dalam sebuah hubungan.

Ia memboikot. Ia tidak mau ikut pesta, karena dia merasa tidak diperlakukan dengan tidak adil. Ia merasa dirinya tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bersukacita. Dia menganggap dirinya yang harus dipestakan dari pada adiknya. Ia kecewa kepada ayahnya, dan ia marah kepada adiknya, setali dua uang. Ia merasa bahwa ayahnya bersikap tidak adil dengan perlakuan yang diberikan kepada adiknya. Siapa yang membujuknya?

Ia yang selama hidupnya menjunjung segala norma dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat merasa seperti diremehkan dengan kejadian ini. Eksistensi yang selama ini dia usahakan, pelihara dan jaga dipertaruhkan melalui kejadian ini. Ia ingin membalas terhadap semua itu, hal itu dilakukannya dengan memboikot pesta seperti seorang anak kecil. Bahkan ia tidak berpikir untuk menghormati ayahnya dengan ikut menyambut dan melayani setiap tamu yang datang ke pesta.

Ia sendiri tidak menyadari bahwa ayahnya menggagas pesta itu didasarkan atas pertimbangan yang sama sekali berbeda dengan yang dia pikirkan selama ini. Pertimbangan yang melampaui segala yang dia pikirkan selama ini. Ia juga tidak menyadari bahwa orang tuanya tidak perlu untuk meminta ijinnya untuk mengadakan pesta.

Mengetahui sikap anaknya yang sulung, ayahnya keluar dan berbicara dengan si sulung. Ayahnya berinisiatif untuk menjumpai anaknya ini. Ia membuuk untuk mencari tahu apa yang menjadi sebab kemarahannya. Ia rela meninggalkan kemeriahan pesta untuk bertemu degnan anak sulungnya yang marah. Ia tahu, jikalau ia menjaga wibawanya untuk tidak mendatangi anaknya yang sulung, ia akan kehilang kesempatan untuk berbagi dengan anaknya.

Ada hal utama yang perlu diperjuangkan, kasih yang selalu ingin dicurahkan kepada semua anak- anaknya. Kemarahan si sulung tidak menghalanginya untuk tetap mengasihinya, meskipun kemarahan si sulung menjadi penghalang bagi dirinya sendiri untuk mengalami kasih seorang ayah yang ingin dicurahkan kepadanya.

Ditengah suasana pesta yang meriah, ada drama yang menegangkan. Sebuah diskusi antara ayah dan si sulung yang sedang berlangsung. Sebuah diskusi yang justru semakin menunjukkan kebaikan hati ayahnya terhadap semua anaknya.

Teja adalah suami dari Titin, ayah dari Kasih dan Anugrah.

Image by CCXpistiavos from Pixabay

Renungan Lainnya :

Comments

comments