415. Benih Ilahi

Viewed : 231 views

Apa mau dikata! Ini sudah menjadi fakta. Entah dikau rela menerima ataupun tidak percaya bahwa begitu adanya, kerajaan maut telah menguasai dunia (Roma 5:12). Eden telah hilang entah ke mana, immortality pergi buru-buru meninggalkan manusia. Kesementaraan membelenggu manusia, itulah nasib Adinda yang hidup di bawah surya.

Pertama sekali Adam Hawa tercatat menggunakan anugerah istimewa, free will, langsung petaka menjelma. Sejarah peradaban dimulai dengan celaka. Sudah diduga, setiap tindakan yang menentang kehendak-NYA, cepat atau lambat, akan mendatangkan bencana. Di luar DIA, gelap gulita.

Bumi diselimuti kegelapan, hitam pekat menutupi hati manusia (Yesaya 60:2). Kutukan tragedi Eden segera mengikat peradaban, membelenggu semua keturunan Adam, tidak ada yang dikecualikan. Laknat yang tidak saja mengobrak-abrik peradaban di alam nyata, namun juga memporakporandakan keharmonisan di alam roh.

Siapa sangka, trailer singkat di Taman Eden, melibas kesejukan hidup makhluk bumi dan juga menimpa makhluk alam sorgawi. Tulah bukan saja menimpa generasi Adam, namun juga menghantam nachash dan keturunannya (Kejadian 3:14,15).

Pemerintahan-NYA di Eden telah menghilang, namun akan tetap tumbuh dan berkembang melalui keturunan Adam yang merindukannya. Demikian pula, keturunan Adam dan mereka dari penghuni langit yang setia kepada-NYA akan bergandengan tangan, untuk bersama-sama mewujudkan keinginan-NYA, global Eden (Ibrani 2:14).

Sebaliknya, semua makhluk, baik dari dunia fisik maupun dari alam langit yang mengikuti jejak si ular, akan terus menerus menentang kerinduan-NYA. Ini peperangan yang tiada habis-habisnya, a long war, antara yang mendukung dan menentang kehendak-NYA.

DI era generasi digital, peradaban yang merindukan kegampangan, sejauh mungkin menghindari pertikaian. Daripada bermusuhan, lebih cenderung mencari win-win solution. Akan tetapi jika lawan hanya menginginkan kebinasaan, jalan tengah sama saja dengan kematian.

Berada di pihak sana atau tetap dalam barisan TUHAN. Tidak dikenal pihak non-blok. Ini pertempuran antara keturunan dan pengikut si ular dengan Adinda yang tetap dalam barisan (Yohanes 8:44). Ini konflik habis-habisan sepanjang peradaban, tak kenal perdamaian, apalagi gencatan senjata.

sebab kalian adalah anak-anak si Iblis dan kalian gemar melakukan perbuatan jahat yang dilakukan oleh Iblis. Dari mulanya ia pembunuh dan pembenci kebenaran. Tidak satu titik kebenaran pun terdapat padanya. Jika ia berdusta, hal itu wajar baginya; karena ia adalah bapa para pendusta. (Yohanes 8:44)

Kristus menuduh kaum elite rohaniawan, ahli Taurat dan golongan Farisi, sebagai si ular dan keturunan ular beludak (Matius 23:33). Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi jika tuduhan itu juga berlaku di era sekarang! Kemenangan si ular akan terasa segera menjadi kenyataan! Kalaulah demikian, ke manakah daku dan dikau, ordinary people, harus berpaling?

siapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab sejak semula Iblis terus-menerus berbuat dosa. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak melakukan kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga siapa saja yang tidak mengasihi saudara seimannya. (1 Yohanes 3:8-10, TB2)

Kerajaan-NYA yang bermula di Eden akan tetap hidup di hati Adinda yang telah tertanam bibit ilahi. Bibit ilahi yang diwujudkan dengan kehidupan yang beraroma Kristus (2 Korintus 2:15). Adinda yang seperti itulah yang disebut sebagai anak-anak Allah, keturunan ilahi (1 Petrus 1:23). Sebaliknya, yang menginginkan kebinasaan sebagai karakteristik asli anak-anak si ular.

Akibat trailer Taman Sorga, Adinda sudah paham. Peradaban berantakan, kesementaraan menjadi nasib setiap insan. Lalu, bagaimanakah yang terjadi di alam sana tatkala si ular ambil sikap melawan? Apakah makhluk tak kasat mata lainnya hanya sebagai penonton ataukah..?(nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.


Telah terbit buku “Misteri Romantika Ilahi“,”Divine Love Story” dan “The Great Dance of Divine Love” karya NSM

Comments

comments