120. ’Jalan Cinta’

on
Viewed : 985 views

Tak perlu pergi jauh² ke manca negara untuk merasakannya. Dikau tidak harus jadi pengkhotbah untuk dapat mengalaminya. Tidak juga harus mumpuni pengertian Alkitabmu untuk mencernanya. Tidak dibutuhkan gelar dari sekolah teologia, apalagi harus tamat sarjana muda. Ini ceritera kehidupan tentang dikau dan aku. Ini kisah hati, kisah cinta, Cinta Ilahi, Divine Romance.

Dari segi umur, dikau sudah cukup dewasa untuk merasakan panasnya panah asmara. Ditinjau dari pengalaman hidup, dikau cukup matang ikuti gejolak cinta. Usia dan pengalaman, ternyata juga tidak menentukan. Cinta memang ‘aneh’, cinta tak pandang umur yang tuapun bisa jadi dungu. Ketika cinta berlabuh di hati, dikau bisa gamang, emosi men-jadi². Cinta dapat datang tiba²  tak terduga. Kala cinta menghampirimu, dikau bisa gugup gagap. Bak Simson, ‘otot baja dan tulang besi’-pun, terkapar layu tak berdaya dipangkuan cinta si gadis ayu Delila.

Berhikmat bahkan dikau genius, itu dipandangnya sebelah mata. Cinta tak dapat digadai dengan permata, cintapun tak tertarik dengan jabatan. Cinta bukan kata², itu senandung jiwa. Cinta tak dapat diterka, apalagi dipaksa dengan harta. Cinta tak mempan dirayu dengan mutiara, tidak juga manjur digoda dengan talenta.

Cinta acap kali berulah di luar nalar. Tindakannya sering kali tak masuk akal ‘sehat’, di luar kewajaran dan pikiran ‘normal’. Memang cinta bukan untuk dianalisa, bukan juga dicerna agar diterima logika. Cinta itu untuk dialami, dirasakan dengan memejamkan mata. Cinta bukan hanya di mata, cinta itu komitmen, janji setia ‘sehidup semati’. Dia sinis dengan akal²an, tapi rindu akan ketulusan. Cinta murni itu cinta tak direkayasa walau hanya senoktah.

Sang CINTA mencari cinta yang tak terpaksa. DIA rindu kekasih yang cintanya bukan karena terdesak, apalagi hanya sekedar mengharapkan imbalan. Sakit betul hati ini, jika cinta kekasih hanyalah cinta pelarian. Cinta darurat karena butuh bantuan, karena setelah itu didapat, DIA dilupakan. DIA luka dengan cinta bermotivasi iming². Sejak semula, sebelum ada matahari dan awan, sejak baru ada sejoli di taman, DIA mencari dikau! Dikau yang memilih mencintai-NYA tanpa embel².

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej 2:16,17)

Inilah jalan cinta, jalan yang dipilih Sang Pencipta. Di jalan ini dikau ada kebebasan untuk memilih! Bahkan Sang MAHA seperti tak kuasa mengendalikan pilihan cintamu! DIA memberi kebebasan bahkan kebebasan untuk menolak cinta-NYA! DIA kesengsem dengan pilihan cinta yang tanpa paksa atau direkayasa. DIA ‘ter-gila²’ dengan cinta minus iming². DIA terpesona dengan dikau, yang mencinta-NYA bukan karena mengharapkan berkat-NYA, bukan pula karena butuh perlindungan-NYA. Cinta yang se-mata² karena cinta kepada-NYA, titik!

Cinta ini bukan hanya di bibir, ini suara hati, jeritan jiwa. Ini senandung kalbu, jalan hidupku dan dikau. Dahulu kala, seperti sejoli di taman nirwana ada kebebasan memilih. Sama halnya dengan dikau dewasa ini, ada kebebasan, bahkan keleluasaan mencurigai cinta-NYA. Aaahhh, celaka, aku mencintai-NYA masih di kelas dengan iming², moga dikau tidak! (nsm)

NSM adalah seorang awam yang bak musafir yang senantiasa merindukan Air Hidup di padang pasir nan tandus walau hanya setetes.

 

Comments

comments